Ilustrasi. Foto: Medcom.id
M Ilham Ramadhan Avisena • 23 July 2024 16:44
Jakarta: Pemerintah bakal mengandalkan tiga mesin pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan. Itu sekaligus juga dianggap mampu menciptakan perekonomian yang kuat, inklusif, dan ramah lingkungan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, tiga mesin pertumbuhan itu ialah merevitalisasi ekonomi nasional, mengembangkan ekonomi baru, dan memperkuat ekonomi pancasila.
"Pemerintah punya strategi kebijakan, kita punya tiga engine of growth ke depan," ujar Airlangga saat menyampaikan orasi ilmiah bertema Strategi Indonesia mengatasi Jebakan Pendapatan Menengah dan Menuju Indonesia Emas 2045 pada acara Memorial Lecture: Mengenang Visi Prof. Dr. Ing. BJ Habibie yang disaksikan secara daring, Selasa, 23 Juli 2024.
Mesin pertama itu mencakup peningkatan produktivitas dan daya saing melalui program Kartu Prakerja, pelatihan vokasi, hingga Undang Undang 11/2020 tentang Cipta Kerja. Lalu pembangunan infrastruktur seperti Proyek Strategis Nasional (PSN), MRT, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), hingga Ibu Kota Nusantara (IKN).
Mesin pertumbuhan konvensional tersebut juga mencakup kerja sama internasional seperti aksesi OECD, IPEF, G-20, dan ASEAN. "Indonesia adalah negara yang berproses masuk OECD tercepat, Brasil butuh lima tahun, Indonesia enam bulan," kata Airlangga.
"Dalam tiga tahun, kita akan dorong untuk bisa penuhi persyaratan, tentu ini ambisius, tapi OECD juga sudah dapat cantolan payung politik dalam bentuk UU RPJP 2025-2045. Sehingga OECD sudah ada cantolannya, dan dengan demikian diharapkan kita bisa menjalankan best practice yang dilakukan OECD," tambahnya.
Bagian lain dari mesin ekonomi konvensional ialah ketahanan pangan melalui pengembangan kawasan produksi sentra pangan, hingga pembangunan kelapa sawit berkelanjutan.
Lalu pada mesin ekonomi baru, pemerintah bakal terus mengembangkan industrialisasi, digitalisasi, dan transisi energi berkelanjutan. Pada aspek industrialisasi, kata Airlangga, pemerintah mengedepankan penghiliran, industri petrokimia, industri otomotif, dan semikonduktor.
Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi RI 8 Persen Baru Bisa Diwujudkan Prabowo di Tahun Ketiga |