Kebijakan Hilirisasi Jokowi Beri Karpet Merah Tiongkok

Kawasan Industri Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Morowali. Foto: Dokumen IMIP

Kebijakan Hilirisasi Jokowi Beri Karpet Merah Tiongkok

Media Indonesia • 6 February 2024 13:14

Jakarta: Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Faisal Basri menyebut program hilirisasi yang dijalankan pemerintahan Joko Widodo sesat.
 
Pasalnya, pemerintah memberikan karpet merah kepada investor asing, utamanya Tiongkok menggarap proyek fasilitas pengolahan hasil tambang (smelter) nikel.
 
"Betapa hebatnya mereka menyulap kesesatan itu menjadi kondisi saat ini. Tiongkok kan enggak bisa mengerjakan proyek (hilirisasi) yang menghasilkan polusi. Tapi, di Indonesia welcome (terbuka), bisa dirusak dengan polusi," kata Faisal dilansir Media Indonesia, Selasa, 6 Februari 2024.

Faisal menyebut mayoritas keuntungan hilirisasi nikel justru dinikmati Tiongkok, bukan Indonesia.
 

Baca juga: 

Semua Capres-Cawapres Pastikan Lanjutkan Hilirisasi

Proses bijih nikel

Ia pun membeberkan, proses bijih nikel menjadi barang turunan seperti Nikel Pig Iron (NPI) dan feronikel, katanya, 99 persen produknya dikirimkan ke Negeri Tirai Bambu.
 
"Dari bijih nikel masuk smelter menghasilkan feronikel, 99 persen diekspor ke Tiongkok. Di sana dibikin sendok, garpu, lalu diekspor ke Indonesia. makanya saya katakan, ini kebijakan tolol," ujar dia.

Dengan masifnya kegiatan eksplorasi pertambangan nikel oleh pihak asing, Faisal menuturkan cadangan nikel Indonesia akan sekarat dan tersisa hanya 6-11 tahun lagi.

Padahal, Indonesia membutuhkan cadangan nikel yang banyak sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik.

"Saya khawatir ketika sudah ada mobil listrik, tapi nikelnya sudah habis karena dikeruk gila-gilaan," ucap dia.
 
(Insi Nantika Jelita)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)