Akademisi Nilai Jokowi Tak Berikan Perbaikan Siginifikan untuk Nasib Petani

Presiden Joko Widodo (Jokowi). MI/Indri

Akademisi Nilai Jokowi Tak Berikan Perbaikan Siginifikan untuk Nasib Petani

Candra Yuri Nuralam • 17 March 2024 13:11

Jakarta: Guru Besar Institute Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santoso menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) kurang memperhatikan nasib petani sepanjang menjabat. Perbaikan kesejahteraan petani dinilai tidak signifikan.

“Sementara ini tidak ada perbaikan yang signifikan (untuk) mereka (petani),” kata Andreas dalam diskusi Crosscheck by Medcom.id dengan tema ‘Dinasti Menjadi-jadi, Pengadilan Rakyat Menanti’ yang disiarkan pada Minggu, 17 Maret 2024.

Andreas sering dipanggil Jokowi untuk meminta saran perbaikan di sektor pangan sejak 2014. Namun, kebijakan Kepala Negara tidak pernah sama dengan harapannya.

“Jadi, beberapa kali saya juga diminta masukan oleh beliau dan Pak Jokowi selama masa kepemimpinan beliau dan ternyata agak berbeda dengan harapan yang kami sampaikan kepada Presiden terkait dengan isu-isu kesejahteraan petani,” ucap Andreas.
 

Baca Juga: 

Curhat Presiden Mengenai Penanganan Beras


Di samping itu, dia menyebut Jokowi mencatatkan sejarah impor beras terbesar selama 25 tahun. Hal ini membuat nasib petani tidak mungkin sejahtera.

“Isu pangan begitu mencuat pada terakhir ini mulai 2023 dengan impor beras yang terbesar selama 25 tahun terakhir,” ujar Andreas.

Dia juga menolak diajak bergabung dengan konsep politik praktis pemerintah. Nasib petani dinilai masih buruk di era Jokowi.

“Petani kita ada lapisan terbawah di negeri ini,” tutur Andreas.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Achmad Zulfikar Fazli)