Harga Minyak Turun Setelah Data Persediaan AS Rilis

Ilustrasi. Foto: Freepik

Harga Minyak Turun Setelah Data Persediaan AS Rilis

Annisa Ayu Artanti • 14 November 2024 13:31

Jakarta: Harga minyak melemah di perdagangan Asia pada Kamis, menyusul data industri yang beragam mengenai persediaan AS.
 
Di samping itu, pasar juga tengah mencari lebih banyak isyarat mengenai permintaan dari Tiongkok dan Badan Energi Internasional.
 
Seperti diketahui, harga minyak sedikit rebound pada hari Rabu, tetapi tetap mengalami penurunan pada minggu ini setelah OPEC memangkas proyeksi permintaan untuk empat bulan berturut-turut. Langkah-langkah fiskal dari importir minyak terbesar di dunia, Tiongkok, juga kurang memuaskan sehingga menahan laju harga minyak.
 
Melansir Investing.com, Kamis, 14 NOvember 2024, harga minyak berjangka Brent yang akan berakhir pada Januari turun 0,1 persen menjadi USD72,23 per barel. Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate ( WTI ) turun 0,1 persen menjadi USD68,17 per barel pada pukul 20.21 WIB (01.21 GMT).
 
Baca juga: 

Harga Minyak Dunia Naik Tipis



Ilustrasi. Foto: ICDX

Persediaan minyak AS menyusut

 

Data dari American Petroleum Institute menunjukkan pada Rabu, persediaan minyak AS menyusut sekitar 777 ribu barel dalam sepekan hingga 8 November, dibandingkan dengan ekspektasi kenaikan satu juta barel dan kenaikan 3,1 juta barel pada pekan sebelumnya.
 
Namun data juga menunjukkan stok bensin naik 312 ribu barel, sementara persediaan distilat naik 1,1 juta barel.
 
Peningkatan persediaan produk mendorong beberapa kekhawatiran permintaan bahan bakar AS mungkin akan menurun, terutama saat musim dingin mendekat.
 
Data API biasanya menunjukkan angka yang sama dengan data inventaris resmi, yang akan dirilis pada Kamis.
 
Rilis data tersebut tertunda satu hari pada minggu ini, karena hari libur AS pada Senin.
 
Harga minyak tertekan oleh meredanya kekhawatiran gangguan pasokan AS, karena badai tropis Rafael sebagian besar mereda sebelum menyebabkan gangguan besar di Teluk Meksiko.
 
Selain itu, ketidakpastian mengenai apa yang akan terjadi pada masa kepresidenan Donald Trump yang kedua untuk minyak mentah juga membebani pasar minyak, mengingat presiden terpilih telah berjanji untuk meningkatkan produksi minyak AS dan memberlakukan tarif perdagangan terhadap importir minyak terbesar, Tiongkok.
 
Disamping itu, dolar AS menguat ke level tertinggi dalam satu tahun setelah kemenangan Trump dalam pemilihan presiden minggu lalu, sehingga menekan harga minyak mentah.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Annisa Ayu)