Meski Sudah Berumur 100 Tahun Lebih, PLTA Bengkok Mampu Terangi 3.000 Rumah

Senior Manager PLN IP UBP Saguling Doni Bakar di PLTA Bengkok, Bandung. Foto: Medcom.id/Husen.

Meski Sudah Berumur 100 Tahun Lebih, PLTA Bengkok Mampu Terangi 3.000 Rumah

Husen Miftahudin • 4 September 2024 08:05

Bandung: Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Bengkok milik PT PLN Indonesia Power (PLN IP) masih tetap andal, meski generator pembangkitnya sudah berumur lebih dari 100 tahun.
 
Diketahui, pembangkit listrik dengan sumber Energi Baru Terbarukan (EBT) ini dibangun di zaman kolonial Belanda pada 1922 dan resmi beroperasi setahun setelahnya.
 
Senior Manager PLN IP Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Saguling Doni Bakar mengungkapkan, PLTA Bengkok memiliki tiga unit generator dengan kapasitas masing-masing sebesar 1.050 kiloWatt (kW) atau 1,05 megawatt (MW).
 
Sehingga, total kapasitas PLTA Bengkok yang berada di Kecamatan Coblong, Kota Bandung ini sebesar 3.150 kW atau 3,15 MW. Kapasitas tersebut mampu menyuplai listrik hingga 3.000 pelanggan yang ada di sekitar PLTA.
 
"Kalau kapasitas kita 3 MW, itu sekitar 3.000 kW. Jadi kalau satu rumah 1 kW, berarti ada sekitar 2.000 sampai 3.000 rumah. (Menyuplai listrik untuk rumah-rumah pelanggan yang ada di) sekitar Bandung sini," jelas Doni dalam kunjungan media di PLTA Bengkok, Kota Bandung, Selasa, 3 September 2024.
 
Lebih lanjut Doni menjelaskan, suplai listrik PLTA Bengkok masuk ke dalam jaringan distribusi 20 kiloVolt (kV). Jaringan distribusi ini berfungsi menyalurkan energi listrik dari gardu induk ke konsumen.
 
"Kalau PLN itu banyak yang melayani pelanggan, ada yang menggunakan interkoneksi, jaringan 500 kV Jawa-Bali. Kemudian di bawahnya ada 150 kV, ada lagi 70 kV, dan 20 kV. Di sini kami di PLTA Bengkok langsung masuk ke 20 kV," papar dia.
 

Baca juga: PLN Operasikan PLTGU Ramah Lingkungan di Tambak Lorok
 

Manfaatkan aliran air Sungai Cikapundung

 
Doni melanjutkan, tenaga listrik PLTA Bengkok berasal dari aliran air Sungai Cikapundung yang dibendung di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Djuanda.
 
"Kita bendung di atas sana, di kawasan Taman Hutan Raya, sekitar 4 kilometer (km) dari sini (pembangkit). Kemudian airnya kita alirkan lewat terowongan," urai dia.
 
Air yang dialirkan tersebut dikumpulkan di Kolam Tandu Harian (KTH), yang kemudian mengalir melalui penstock (pipa yang dialiri air bertekanan dari bak penampungan ke turbin).
 
"Terus mengalir ke bawah sini, ada tiga aliran. Nanti (aliran air tersebut masuk) ke masing-masing unit (generator pembangkit) melalui katup utama. Nanti baru masuk ke turbin," jelas Doni.
 
Ia mengungkapkan, setiap meter kubik per detik mampu menghasilkan beban sekitar 1 MW. Adapun, generator listrik yang didapat sebesar 6 kV.
 
"Kemudian dinaikan melalui trafo menjadi 20 kV. Nanti dari 20 kV dialirkan ke PLN untuk ke masyarakat," jelas Doni.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)