Ilustrasi emas. Foto: Freepik.
Husen Miftahudin • 23 October 2024 08:55
Chicago:
Harga emas dunia saat ini terus menunjukkan tren kenaikan yang signifikan, dipicu oleh berbagai dinamika geopolitik dan ekonomi global.
Mengutip
Investing.com, Rabu, 23 Oktober 2024, pada perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu WIB), XAU/USD kembali menguat dan diperdagangkan pada kisaran USD2.740-an.
Ketegangan yang terus berkobar di Timur Tengah, khususnya konflik antara Israel dan Iran, telah mendorong permintaan terhadap emas sebagai sarana lindung nilai yang aman, sehingga mendorong harga logam mulia ini semakin tinggi.
Konflik di Timur Tengah yang makin memanas, seperti terlihat dari aksi terbaru di mana Hezbollah meluncurkan serangan roket ke Israel, serta respons yang semakin intensif dari militer Israel, membuat para investor mencari perlindungan pada emas.
Upaya diplomatik yang dilakukan, termasuk kunjungan Sekretaris Negara AS Anthony Blinken, belum membuahkan hasil yang signifikan menuju perjanjian gencatan senjata, sehingga situasi tetap tegang dan mendukung tren naik harga emas.
Sudah naik lebih dari 30%
Di luar faktor geopolitik, tren kenaikan harga emas, yang tercatat telah meningkat lebih dari 30 persen sejak awal tahun ini, menarik perhatian banyak pelaku pasar. Lonjakan ini mengesankan, bahkan terjadi di tengah apresiasi mata uang dolar AS yang lebih dari tiga persen dan meredanya ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve AS.
Analis komoditas dari Commerzbank Carsten Fritsch mengamati kenaikan harga ini dapat menjadi yang terkuat dalam 45 tahun terakhir, menegaskan posisi emas sebagai investasi yang diandalkan di saat krisis.
Ketidakpastian ekonomi global juga memberi kontribusi besar sebagai katalis utama kenaikan harga emas. Pertemuan kelompok BRICS baru-baru ini berfokus pada strategi de-dolarisasi sebagai upaya menyeimbangkan tatanan
ekonomi dunia yang dipimpin oleh Barat.
(Ilustrasi pergerakan harga emas. Foto: dok Bappebti)
Kebijakan ini lantas menambah daya tarik logam mulia sebagai aset yang diharapkan bisa bertahan dalam ketidakpastian ekonomi dunia.
Selain perkembangan di Timur Tengah, pasar global menunjukkan tren beragam. Indeks saham Asia dan Eropa mencatatkan hasil yang bervariasi hingga cenderung melemah, sementara indeks saham AS menunjukkan potensi pembukaan lebih rendah.
Di sisi lain, harga minyak mentah dunia memperlihatkan penguatan, diperdagangkan di sekitar USD71,50 per barel. Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun mengalami kenaikan, saat ini pada 4,214 persen.