Konflik Timur Tengah dan Pelonggaran Kredit Tiongkok Picu Tren Bullish Emas

Ilustrasi emas. Foto: Unplash

Konflik Timur Tengah dan Pelonggaran Kredit Tiongkok Picu Tren Bullish Emas

Husen Miftahudin • 22 October 2024 10:56

Jakarta: Harga emas (XAU/USD) mencapai kisaran USD2.740 pada perdagangan Senin (21/10), setelah mencatatkan kenaikan lebih dari 1,0 persen pada perdagangan Jumat sebelumnya.

Menurut analisis Andy Nugraha dari Dupoin Indonesia, peningkatan ini terjadi karena didorong oleh meningkatnya permintaan safe haven akibat konflik yang semakin dalam di Timur Tengah serta langkah-langkah pelonggaran kredit oleh People's Bank of China (PBoC), yang menurunkan suku bunga untuk mendorong perekonomian.

Menurut analisis teknis yang dilakukan oleh Nugraha, tren bullish pada XAU/USD semakin terlihat dominan, didukung oleh kombinasi indikator teknikal seperti Moving Average.

"Saat ini, emas memiliki peluang besar untuk terus melanjutkan kenaikannya dengan target mencapai USD2.750 dalam waktu dekat. Namun, jika terjadi pembalikan arah (reversal), harga dapat terkoreksi dan turun ke level USD2.715 sebagai target penurunan terdekatnya," jelas Andy dikutip dari analisis hariannya, Selasa, 22 Oktober 2024.


(Ilustrasi pergerakan harga emas. Foto: dok Bappebti)

Faktor utama yang memengaruhi kenaikan harga emas saat ini adalah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. Situasi semakin memanas setelah Israel meningkatkan serangan udaranya di Beirut, menghancurkan target ekonomi yang diduga terkait dengan pendanaan untuk Hizbullah.

Aksi militer ini terjadi setelah sebuah bom yang diduga berasal dari pesawat nirawak Iran meledak di dekat kediaman pribadi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Setelah insiden tersebut, Israel segera mempersiapkan kemungkinan serangan balasan terhadap Iran, memicu kekhawatiran eskalasi konflik lebih lanjut di kawasan tersebut.

Meningkatnya risiko geopolitik ini mendorong investor untuk mencari aset aman seperti emas, yang biasanya dianggap sebagai pelindung nilai saat pasar keuangan bergejolak.

"Permintaan safe haven yang tinggi terlihat dari peningkatan harga emas yang masih stabil di atas level USD2.700 pada Selasa (22/10), bahkan di tengah fluktuasi pasar lainnya," sebut dia.
 

Baca juga: Meski Turun Tipis, Harga Emas Dunia Masih Dekat di Level ATH
 

Tiongkok pangkas bunga pinjaman


Selain ketegangan geopolitik, keputusan PBoC untuk menurunkan suku bunga pinjaman pokok satu-tahun dan lima-tahun juga memainkan peran penting dalam mengangkat harga emas.

Kebijakan ini tidak hanya menambah daya tarik emas sebagai aset yang tidak membayar bunga, tetapi juga meningkatkan potensi permintaan dari investor Tiongkok.

"Sebagai pasar emas terbesar di dunia, kebijakan moneter yang lebih longgar di Tiongkok cenderung berdampak signifikan terhadap harga emas global," ungkap Nugraha.

Penurunan suku bunga oleh PBoC menunjukkan upaya Tiongkok untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah tantangan domestik dan global. Langkah ini dapat meningkatkan daya beli dan minat investasi terhadap komoditas termasuk emas, yang semakin diminati sebagai alternatif aset di tengah suku bunga rendah.

Melihat kondisi teknis dan fundamental saat ini, kata dia, proyeksi harga emas pada hari ini cenderung bullish dengan dukungan kuat dari kondisi makroekonomi global dan ketidakpastian geopolitik.

"Penguatan harga ini mencerminkan kekhawatiran pasar terhadap eskalasi risiko di Timur Tengah dan respons kebijakan dari bank sentral besar seperti PBoC, yang dapat memberikan pengaruh signifikan terhadap permintaan emas sebagai aset safe haven," tutup Nugraha.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)