Dunia Muslim Kecam Serangan Israel terhadap Jemaah di Sekolah Gaza

Kerusakan akibat serangan Israel di Sekolah Al-Tabin di Jalur Gaza. (EPA)

Dunia Muslim Kecam Serangan Israel terhadap Jemaah di Sekolah Gaza

Medcom • 12 August 2024 17:07

Gaza: Negara-negara dengan mayoritas penduduk Muslim kompak mengutuk serangan udara Israel terhadap sebuah sekolah di Kota Gaza yang menewaskan 100 pengungsi Palestina pada akhir pekan lalu. Serangan udara terjadi saat para korban sedang menunaikan ibadah salat subuh di Sekolah Al-Taba'een atau Al-Tabin di lingkungan Al-Daraj.

Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Mesir mengecam serangan tersebut dan menuduh Tel Aviv “tidak memiliki niat  tulus" untuk mengakhiri perang yang sedang berlangsung di Gaza.

Mengutip dari Anadolu Agency, Senin, 12 Agustus 2024, Mesir menyatakan bahwa serangan tersebut merupakan "pengabaian terang-terangan terhadap hukum internasional dan kemanusiaan."

"Serangan berskala besar yang terus menerus dan korban sipil yang tinggi meningkat setiap kali ada upaya untuk menegosiasikan gencatan senjata," tambah kementerian itu.

Mesir menegaskan kembali komitmennya untuk melanjutkan upaya diplomatik guna memastikan bantuan kemanusiaan bisa disalurkan ke Gaza. Kairo juga berkomitmen untuk membantu mendorong kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Yordania, melalui juru bicara Kementerian Luar Negeri, Sufyan Qudah, juga mengecam tindakan Israel yang terus melanggar hukum internasional dan norma-norma kemanusiaan. Qudah menyebut serangan tersebut sebagai upaya untuk menghalangi negosiasi gencatan senjata yang sedang diupayakan.

Agresi Terbuka

Kementerian Luar Negeri Arab Saudi, dalam pernyataannya, menegaskan pentingnya menghentikan "pembantaian di Jalur Gaza" dan mengutuk kelambanan masyarakat internasional dalam meminta pertanggungjawaban Israel atas kejahatannya.

Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif, menyebut serangan tersebut sebagai "agresi terbuka".

"Kami sekali lagi menegaskan kembali tuntutan kami agar pemimpin dan pasukan keamanan Israel diadili atas genosida warga Palestina dan kejahatan perang yang dilakukan di Palestina," tegas Sharif.

Irak juga mengutuk serangan Israel tersebut. "Serangan yang terus berlanjut terhadap warga sipil ini merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap norma-norma dan konvensi internasional," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Irak.

"Mereka juga menunjukkan pengabaian Israel terhadap upaya-upaya global yang bertujuan untuk mencapai gencatan senjata di Gaza," tambahnya.

Sementara itu, Qatar mengutuk keras serangan terhadap sekolah tersebut dan menggambarkannya sebagai "pembantaian mengerikan dan kejahatan brutal terhadap warga sipil yang tak berdaya dan pelanggaran mencolok terhadap ajaran dasar hukum humaniter internasional dan resolusi Dewan Keamanan PBB No. 2601."

Genosida Israel

Qatar juga menegaskan kembali pentingnya penyelidikan internasional atas tindakan Israel ini dan menekankan dukungannya terhadap hak-hak sah rakyat Palestina untuk mendirikan negara merdeka.

Secara terpisah, Uni Emirat Arab (UEA) turut mengecam serangan ini, seraya menekankan pentingnya gencatan senjata segera untuk mencegah lebih banyak korban jiwa.

Dengan pengeboman sekolah Al-Taba'een, jumlah total sekolah yang menjadi sasaran tentara Israel di Kota Gaza selama sepekan terakhir naik menjadi enam, menurut Anadolu Agency.

Meski para mediator seperti Mesir, Amerika Serikat (AS), dan Qatar telah menyerukan gencatan senjata, Israel tetap melanjutkan serangannya yang telah menewaskan hampir 39.800 orang Palestina sejak Oktober 2023.

Israel juga dituduh melakukan genosida oleh Mahkamah Internasional (ICJ), yang memerintahkannya untuk segera menghentikan operasi militer di Rafah, tempat lebih dari 1 juta warga Palestina mengungsi sebelum kota itu diserbu pada 6 Mei. (Shofiy Nabilah)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)