Ilustrasi gudang Pupuk Indonesia. Foto: dok Pupuk Indonesia.
Bontang: Menjaga pemenuhan kebutuhan pupuk dalam negeri menjadi salah satu cara mewujudkan target swasembada pangan. Kemandirian memproduksi pupuk bisa mengurangi ketergantungn terhadap impor.
Pembangunan Pabrik Soda Ash PT Pupuk Kaltim menjadi salah satu upaya yang dilakukan. Pabrik ini disiapkan untuk memproduksi beberapa bahan baku penting yang digunakan dalam berbagai jenis pupuk guna memenuhi kebutuhan pupuk di dalam negeri, di antaranya pupuk ZA (ammonium sulfat) dan NPK.
"Pembangunan Pabrik Soda Ash ini diharapkan agar kita menjadi bangsa yang mandiri untuk bisa memproduksi kebutuhan pupuk dalam negeri dengan mengurangi ketergantungan impor," ujar Komisaris PT Pupuk Kaltim, Azis Samual dalam keterangannya, Minggu, 2 November 2025.
Azis menghadiri kegiatan
groundbreaking pabrik yang berlokasi di Bontang, Kalimatan Timur, ini. Ia menekankan pentingnya konsistensi untuk mendorong pembangunan industri yang berbasis pada pengembangan pertanian.
"Sebagai negara agraris terbesar di dunia, kan aneh apabila kita mengimpor pupuk dan bahan pangan dari negara lain. Oleh sebab itu, kita harus mampu membangun ketahanan pangan agar Indonesia dapat menjadi negara swasembada pangan sebagaimana visi besar Bapak Presiden Prabowo Subianto yang diamanatkan dalam program Asta Cita," beber Azis.
Azis mengapresiasi Dirut PT Pupuk Indonesia yang membuat trobosan terkait pembangunan pabrik Soda Ash pertama di Indonesia ini. Ia meyakini pabrik ini akan menimbulkan efek berganda.
Groundbreaking Pabrik Soda Ash PT Pupuk Kaltim. Istimewa.
Selain akan mampu memproduksi kebutuhan pupuk sendiri, pabrik ini bisa mengurangi biaya produksi, dan meningkatkan kualitas pupuk. Harapannya, Indonesia dapat membangun ketahanan pangan.
Ia menjelaskan pabrik Soda Ash di Bontang ini merupakan yang pertama dari tujuh pabrik sejenis yang akan dibangun di daerah-daerah lainnya. Pembangunan pabrik ini merupakan bagian dari desain besar strategi pembangunan nasional untuk mewujudkan swasembada pangan.
Ia mengatakan ada banyak kebijakan strategis lainnya yang harus dilakukan dan melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Antara lain, upaya meningkatkan produksi pertanian dengan optimalisasi penggunaan lahan dan perluasan lahan pertanian.
"Mengembangkan infrastruktur pertanian, dan meningkatkan kapasitas potensi petani," pungkas Azis.