Warga Palestina korban serangan Israel di Gaza dibawa ke ambulans. Foto: Anadolu
Fajar Nugraha • 29 October 2025 17:50
Gaza: Tentara Israel telah menewaskan 91 warga Palestina, termasuk setidaknya 35 anak-anak, di Jalur Gaza sejak Selasa 28 Oktober 2025 malam waktu setempat. Serangan itu jelas melanggar perjanjian gencatan senjata, menurut petugas medis.
Kantor berita Pemerintah Wafa, mengutip sumber medis dari rumah sakit di Gaza, mengatakan bahwa 31 orang telah tewas oleh tentara Israel di utara, 42 orang di wilayah tengah, dan 18 orang di Jalur Gaza selatan. Puluhan warga sipil terluka dalam serangan tersebut.
“Serangan Israel menghantam rumah-rumah, tenda-tenda yang menampung warga sipil yang mengungsi, sebuah kendaraan, sebuah tempat penampungan, dan sebuah rumah sakit di dalam apa yang disebut ‘garis kuning’,” kata petugas medis kepada Anadolu, seperti dikutip Kamis 29 Oktober 2025.
"Garis kuning" mengacu pada zona yang telah ditarik pasukan Israel berdasarkan perjanjian gencatan senjata. Ini adalah partisi fisik yang membentang melalui Jalur Gaza, membagi wilayah Palestina menjadi dua, dan terletak di dalam Gaza, di selatan Kota Gaza dan utara Khan Younis.
Di Gaza utara, tentara Israel menyerang bekas sekolah yang dijadikan tempat penampungan di Beit Lahia, menewaskan tiga warga sipil dan melukai beberapa lainnya.
Tentara Israel menembaki dua rumah di lingkungan Al-Nasr dan kamp pengungsi Shati di Kota Gaza bagian barat, di utara, menewaskan delapan orang.
“Serangan terbaru Israel pada Rabu pagi menghantam sebuah masjid yang menampung para pengungsi di lingkungan Sabra, Kota Gaza,” kata para saksi mata kepada Anadolu.
Dua orang tewas, 10 orang luka-luka di lingkungan Zeitoun, Kota Gaza, dan sejumlah warga sipil masih hilang di bawah reruntuhan rumah yang menjadi sasaran serangan tentara. Beberapa lainnya luka-luka dalam serangan lain di barat daya lingkungan Zeitoun.
Seorang ibu Palestina dan anaknya tewas oleh tentara Israel di lingkungan Tel al-Hawa, Kota Gaza. Di Jalur Gaza bagian tengah, empat orang tewas setelah serangan Israel menghantam tenda mereka di Deir al-Balah.
Enam orang tewas, dan banyak lainnya luka-luka ketika pesawat Israel menyerang sebuah sekolah yang diubah menjadi tempat penampungan dan sebuah rumah di kamp pengungsi Bureij. Lima orang lainnya juga tewas dalam serangan yang menargetkan beberapa rumah di kamp pengungsi Nuseirat.
Dalam serangan serupa, sembilan orang, empat di antaranya anak-anak, tewas, dan sembilan lainnya hilang di bawah reruntuhan rumah yang dihantam oleh tentara Israel di kamp pengungsi Nuseirat.
Delapan orang, termasuk tiga anak-anak, tewas dalam tembakan Israel terhadap tenda-tenda yang menampung warga sipil yang mengungsi di daerah Al-Mawasi, Khan Younis barat, Gaza selatan.
Sumber-sumber medis mengatakan jumlah korban tewas diperkirakan akan meningkat karena beberapa orang mengalami luka kritis dan pencarian yang masih berlangsung terhadap mereka yang hilang di bawah reruntuhan rumah yang hancur.
Serangan brutal Israel tersebut merupakan pelanggaran terhadap perjanjian gencatan senjata yang mulai berlaku pada 10 Oktober berdasarkan rencana 20 poin Presiden AS Donald Trump.
Tahap pertama kesepakatan tersebut mencakup pembebasan sandera Israel dengan imbalan hampir 2.000 tahanan Palestina. Rencana tersebut juga mencakup pembangunan kembali Gaza dan pembentukan mekanisme pemerintahan baru tanpa Hamas.
Israel telah menewaskan lebih dari 68.500 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan melukai lebih dari 170.000 lainnya dalam serangan di Gaza sejak Oktober 2023.