Tarif Timbal Balik Trump Picu Aksi Jual Global di Tengah Kekhawatiran Resesi

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Tarif Timbal Balik Trump Picu Aksi Jual Global di Tengah Kekhawatiran Resesi

Husen Miftahudin • 4 April 2025 10:21

Beijing: Saham Asia dan indeks saham utama Amerika Serikat (AS) serta Eropa anjlok pada perdagangan Kamis menyusul pengumuman Presiden AS Donald Trump tentang tarif timbal balik (resiprokal), yang memicu meningkatkan kekhawatiran akan perang dagang yang dapat mendorong dunia ke dalam resesi ekonomi.

Berbicara di Taman Mawar Gedung Putih, mengutip Xinhua, Jumat, 4 April 2025, Trump mengatakan ia akan mengenakan tarif dasar minimum sebesar 10 persen pada semua impor dan menunjukkan daftar atas bea masuk yang lebih tinggi pada beberapa mitra dagang terbesar AS.

Termasuk 20 persen pada Uni Eropa, 24 persen pada Jepang, 34 persen pada Tiongkok, dan 32 persen pada Indonesia. Dampaknya terasa di seluruh pasar global saat investor mencerna berita tersebut.

Indeks berjangka Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq telah turun masing-masing sebesar 2,43 persen, 3,6 persen, dan 4,35 persen. Sementara harga minyak mentah berjangka juga turun lebih dari 2,5 persen, dan harga mata uang kripto terpukul, dengan bitcoin turun di bawah USD83 ribu setelah pengumuman tarif AS.
 

Baca juga: Gegara Tarif Trump, Saham-saham AS 'Boncos Parah'


(Ilustrasi pertumbuhan ekonomi turun. Foto: Freepik)
 

Ganggu perdagangan dunia


Di sisi lain, harga emas mencapai rekor tertinggi di atas USD3.160 per ons karena investor berbondong-bondong ke aset safe haven.

Indeks acuan Nikkei 225 Jepang juga anjlok sebanyak 4,6 persen tak lama setelah dibuka ke level terendah delapan bulan di 34.102,00, dengan para analis memperingatkan adanya tekanan lebih lanjut karena penguatan yen, yang didorong oleh permintaan aset safe haven, mengancam akan membebani ekspor. Indeks Harga Saham Gabungan Korea memulai sesi hampir tiga persen lebih rendah.

Sementara para investor telah bersiap menghadapi tarif ini selama seminggu terakhir, tindakan hukuman terbaru Washington ternyata lebih agresif dari yang diperkirakan.

Meskipun Trump mengklaim tarif yang lebih tinggi akan membantu mendatangkan pendapatan bagi pemerintah dan merevitalisasi manufaktur AS, para ekonom telah memperingatkan tindakan tersebut akan menaikkan harga bagi konsumen dan bisnis AS, mengganggu perdagangan global, hingga merugikan ekonomi global.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)