Gegara Tarif Trump, Saham-saham AS 'Boncos Parah'

Perdagangan saham di Wall Street. Foto: Xinhua/Wang Ying.

Gegara Tarif Trump, Saham-saham AS 'Boncos Parah'

Husen Miftahudin • 4 April 2025 08:38

New York: Saham-saham Amerika Serikat (AS) di Wall Street berakhir lebih rendah pada perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB), karena tarif besar-besaran Presiden AS Donald Trump memicu kekhawatiran akan perang dagang dan terjadinya resesi ekonomi global.
 
Mengutip Xinhua, Jumat, 4 April 2025, indeks Dow Jones Industrial Average turun 1.679,39 poin, atau 3,98 persen, menjadi 40.545,93. Sementara indeks S&P 500 turun 274,45 poin, atau 4,84 persen, menjadi 5.396,52. Sedangkan indeks Nasdaq Composite turun 1.050,44 poin, atau 5,97 persen, menjadi 16.550,6.
 
Sebanyak sepuluh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor energi dan teknologi memimpin penurunan dengan masing-masing turun 7,51 persen dan 6,86 persen. Sementara itu, sektor barang kebutuhan pokok konsumen melawan tren dengan naik 0,69 persen.
 
Tarif Trump menjadi pemicu investor melarikan diri dari aset berisiko, mencari keamanan obligasi pemerintah, setelah Trump mengenakan tarif 10 persen pada sebagian besar impor AS dan pungutan yang jauh lebih tinggi pada puluhan negara lain.
 
Tarif, yang siap mengganggu tatanan perdagangan global, menyoroti perubahan mencolok dari beberapa bulan lalu ketika janji kebijakan yang ramah bisnis di bawah pemerintahan Trump dan mendorong saham AS ke rekor tertinggi.
 

Baca juga: Ekonomi Indonesia Terancam Resesi Gegara Tarif Resiprokal Trump


(Ilustrasi Wall Street. Foto: iStock)
 

Trump memulai perang dagang

 
Investor saat ini dalam posisi menjual untuk mencerminkan realitas ekonomi baru, dengan kekhawatiran tentang bagaimana negara lain akan bereaksi terhadap proklamasi yang dilakukan Trump di Rose Garden kemarin.
 
Tiongkok bahkan bersumpah untuk membalas, seperti halnya Uni Eropa, yang menghadapi bea masuk sebesar 20 persen. Korea Selatan, Meksiko, India, dan beberapa mitra dagang lainnya mengatakan mereka akan menunda untuk saat ini karena mereka mencari konsesi sebelum tarif yang ditargetkan mulai berlaku pada 9 April.
 
Hari-hari mendatang diperkirakan akan penuh gejolak, karena berbagai peristiwa terungkap dan efek penuh dari tindakan ekonomi Trump mulai terasa dalam perekonomian yang lebih luas. Indeks Volatilitas CBOE (VIX), yang dikenal sebagai pengukur rasa takut Wall Street, menyentuh level tertinggi dalam tiga minggu terakhir.
 
Saham AS telah merosot sejak Trump menjabat pada Januari 2025, dengan S&P 500 dan Nasdaq, turun 10 persen dari rekor tertinggi bulan lalu. Hal ini menandai koreksi, karena investor memperhitungkan kerusakan ekonomi akibat tarif.
 
Para pedagang meningkatkan ekspektasi terhadap Federal Reserve untuk memangkas suku bunga empat kali tahun ini, dimulai dengan pemangkasan seperempat poin pada Juni mendatang.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)