Kabinet Israel Akan Beri Keputusan Terkait Gencatan Senjata

Warga Gaza merayakan kesepakatan gencatan senjata. Foto: The New York Times

Kabinet Israel Akan Beri Keputusan Terkait Gencatan Senjata

Fajar Nugraha • 16 January 2025 16:18

Tel Aviv: Kabinet Israel diperkirakan akan memberikan suara pada Kamis pagi mengenai apakah akan secara resmi meratifikasi kesepakatan gencatan senjata selama 42 hari dan pembebasan sandera di Gaza. Gencatan senjata ini meningkatkan harapan bahwa perang selama 15 bulan yang telah menghancurkan sebagian besar wilayah kantung itu akan segera berakhir.

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan para pemimpin lainnya mengumumkan pada Rabu bahwa negosiator untuk Israel dan Hamas telah mencapai kesepakatan. Puluhan ribu warga Palestina telah tewas dalam perang tersebut, dan sebagian besar dari hampir dua juta warga Gaza telah mengungsi setidaknya sekali.

Gencatan senjata akan mulai berlaku pada hari Minggu, Perdana Menteri Mohammed bin Abdulrahman Al Thani dari Qatar, negara penengah, mengatakan kepada wartawan. Namun, ia menambahkan bahwa kedua belah pihak masih berupaya menyelesaikan beberapa masalah logistik.

Di Israel, beberapa anggota garis keras dari pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah menentang kesepakatan tersebut. Kesepakatan itu diharapkan akan mendapatkan persetujuan pemerintah bahkan tanpa dukungan dari kedua partai sayap kanan, karena mayoritas anggota kabinet mendukungnya.

“Beberapa rincian masih belum terselesaikan,” kata kantor Netanyahu dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip The New York Times, Kamis 16 Januari 2025.

Diharapkan perbedaan tersebut akan dibahas pada Rabu malam. Kabinet negara itu perlu meratifikasi perjanjian tersebut, menurut dua pejabat senior Israel.

Dalam sebuah pernyataan, Hamas menyebut kesepakatan gencatan senjata sebagai "prestasi bagi rakyat kami" dan memuji ketahanan warga Gaza.

Kesepakatan ini secara umum mirip dengan kerangka kerja tiga fase yang dipublikasikan oleh Biden pada akhir Mei, menurut beberapa pejabat yang mengetahui pembicaraan tersebut.

Fase pertama

Pasukan Israel akan mundur ke timur, menjauh dari daerah berpenduduk, kata Perdana Menteri Al Thani dari Qatar. Selama 42 hari, 33 sandera akan dibebaskan, tambahnya. Ia tidak mengatakan berapa banyak tahanan Palestina yang akan dibebaskan.

Sekitar 100 sandera diperkirakan masih berada di Gaza, meskipun otoritas Israel yakin sekitar 35 dari mereka telah tewas. Biden mengatakan bahwa warga Palestina akan dapat kembali ke rumah mereka dan menerima pasokan bantuan kemanusiaan.

Banyak warga Gaza bereaksi dengan harapan yang bercampur dengan kesedihan, kelelahan, dan ketakutan.

"Bagaimana kita bisa membangun kembali?" tanya Suzanne Abu Daqqa, yang tinggal di dekat kota selatan Khan Younis. "Dari mana kita akan mulai?" Di Israel, kegembiraan dan kelegaan yang diungkapkan keluarga sandera telah diimbangi dengan kecemasan bahwa banyak dari mereka akan tertinggal.

Pertempuran yang hampir tak henti-hentinya di Gaza telah membuat kelompok militan tersebut babak belur, dengan banyak komandan militernya tewas, termasuk pemimpin lamanya di Gaza, Yahya Sinwar.

Pertahanan Sipil Gaza terus melaporkan serangan pada hari Kamis, dengan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pemboman Israel telah menewaskan lima orang di Kota Gaza.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)