Hamas Konfirmasi Kematian Pemimpin Militer Mohammad Deif

Seorang anggota sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam. Foto: Anadolu

Hamas Konfirmasi Kematian Pemimpin Militer Mohammad Deif

Fajar Nugraha • 31 January 2025 07:26

Gaza: Hamas mengonfirmasi pada Kamis 30 Januari 2025 tewasnya kepala militernya Mohammed Deif, yang dituduh oleh Israel sebagai salah satu dalang di balik serangan 7 Oktober 2023 dan yang pembunuhannya diumumkan tahun lalu.

"Brigade Al-Qassam mengumumkan kepada rakyat kita tentang kesyahidan sekelompok pejuang terhormat dan komandan heroik," ujar Juru Bicara sayap bersenjata Hamas, Abu Obeida, seperti dikutip AFP, Jumat 31 Januari 2025.

Obeida mengumumkan dalam sebuah pernyataan video, menyebut Mohammed Deif, kepala staf Brigade Al-Qassam dan Marwan Issa, wakil kepala staf di antara mereka yang meninggal.

Hingga Kamis, Hamas belum mengonfirmasi kematiannya. Sebelumnya pada 1 Agustus tahun lalu, militer Israel mengumumkan telah menewaskan Deif dalam serangan udara di Gaza bulan sebelumnya.

Militer Israel mengatakan, jet tempur telah menyerang Khan Yunis, Palestina pada 13 Juli dan "menurut penilaian intelijen, dapat dipastikan bahwa Mohammed Deif tewas dalam serangan itu".

“Ia tewas bersama salah satu komandan utamanya, Rafa Salama. Deif memulai, merencanakan, dan melaksanakan pembantaian 7 Oktober," kata militer Israel.

Deif menjadi kepala sayap bersenjata Hamas, Brigade Ezzedine al-Qassam, pada tahun 2002. Ia termasuk orang yang paling dicari Israel selama hampir tiga dekade dan masuk dalam daftar "teroris internasional" AS sejak 2015.

Deif, yang bernama asli Mohammed Diab al-Masri, lahir di kamp pengungsi Khan Yunis pada tahun 1965. Dalam video, Deif tampak mengenakan topeng atau ditampilkan dalam siluet, dan foto-fotonya jarang terlihat.

Pada Januari 2024, Israel merilis foto Deif yang memperlihatkan dirinya dengan satu mata hilang, tanpa menyebutkan kapan foto itu diambil.

Musuh-musuhnya menjuluki Deif sebagai "kucing dengan sembilan nyawa" setelah ia berkali-kali nyaris mati.

Pada 2014, Israel melancarkan serangan udara ke Gaza, menewaskan istri Deif dan seorang putra berusia tujuh bulan. Deif dikatakan telah memainkan peran kunci dalam jaringan terowongan besar yang dibangun di bawah Gaza.

Pada Mei, kepala jaksa Pengadilan Kriminal Internasional meminta surat perintah penangkapan untuknya, bersama dengan Sinwar, atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)