Paus Fransiskus hadir secara mendadak di perayaan Minggu Palma di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Minggu, 13 April 2025. (VATICAN MEDIA Divisione Foto)
Willy Haryono • 21 April 2025 19:50
Vatikan: Wafatnya Paus Fransiskus pada Senin, 21 April 2025, menyoroti aksi-aksi konkret yang pernah ia lakukan demi persaudaraan dan perdamaian antarbangsa.
Mengutip dari beragam sumber, kunjungan dan pertemuannya dengan berbagai komunitas menegaskan keyakinannya bahwa iman harus menjembatani, bukan membatasi.
Langkah-langkah ini tidak hanya simbolis, melainkan menyentuh langsung kehidupan orang-orang yang terpinggirkan oleh konflik dan ketidakadilan global.
Paus Fransiskus mengunjungi Lampedusa pada 8 Juli 2013 untuk menyapa para imigran yang baru tiba, mengecam “globalisasi ketidakpedulian.” Gestur ini memancing kesadaran bersama bahwa krisis pengungsi memerlukan solusi kemanusiaan.
Kemudian pada 16 April 2016, kunjungannya ke kamp pengungsi di Lesbos diikuti dengan mengantar 12 Muslim Suriah ke Roma menggunakan pesawat kepausan. Aksi ini menegaskan bahwa Gereja Katolik Roma hadir di garis depan perlindungan hak-hak pengungsi.
Selanjutnya pada 4 Februari 2019, Paus menandatangani dokumen Persaudaraan Manusia bersama Imam Besar Al?Azhar, membuka kerangka dialog Katolik–Muslim global.
Kesepakatan ini menjadi fondasi bagi kerja sama antarumat beragama dalam agenda perdamaian.
Warisan Paus Fransiskus dalam solidaritas dan dialog akan terus menginspirasi generasi penerus untuk membangun dunia yang lebih adil dan damai. (Muhammad Adyatma Damardjati)
Baca juga: Reformasi Kuria dan Ajaran Sosial: Pilar Kepausan Paus Fransiskus