M Sholahadhin Azhar • 25 October 2025 17:40
Jakarta: Pihak internal Badan Gizi Nasional (BGN) sedang memeriksa oknum Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Bekasi, Jawa Barat. Oknum itu diduga telah melecehkan secara verbal dan menganiaya rekan satu timnya.
"Kami sedang memproses status yang bersangkutan untuk dinonaktifkan," kata Wakil Kepala BGN Nanik Sudaryati Deyang dalam keterangan resmi dikutip dari Antara, di Jakarta, Sabtu, 25 Oktober 2025.
Nanik sangat menyesalkan peristiwa tersebut. Karena, tidak sesuai dengan prinsip-prinsip BGN.
"Kok bisa, sama teman sendiri melakukan hal yang tidak kami inginkan," ujar Nanik.
Menurut Wakil Kepala BGN, mereka adalah satu tim yang seharusnya kompak dan saling mendukung, bukan malah melakukan tindakan yang merugikan SPPG.
BGN juga terus memperkuat tata kelola dan peningkatan kualitas gizi anak bangsa melalui sistem pengelolaan dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diatur secara ketat dan mengikuti panduan teknis berdasarkan peraturan presiden serta standar keamanan pangan nasional.
Nanik menegaskan proses memasak tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Ada pengaturan jam kerja berdasarkan sistem batch atau urutan. Misalnya, untuk batch pertama dimulai pukul 02.00 dini hari, agar makanan siap sebelum waktu distribusi. Dapur juga tidak boleh memasak sebelum jam 12 malam karena hal itu berisiko terhadap kualitas gizi dan keamanan pangan.
Dalam rangka menjaga kualitas, higienitas, dan standar operasional prosedur, saat ini BGN telah menutup sementara 112 SPPG karena belum memenuhi persyaratan teknis dan sanitasi sesuai pedoman BGN. Langkah tegas itu dilakukan demi menjaga kualitas makanan dan keselamatan anak-anak penerima manfaat.
Wakil Ketua BGN Nanik Sudaryati/Antara
Awal pekan lalu tersiar kabar bahwa seorang pegawai SPPG di Jatimekar II, Bekasi Selatan, Jawa Barat, berinisial RDA menjadi korban pelecehan verbal dan penganiayaan atasannya, MKP, seorang Kepala SPPG.
Video perlakuan tidak menyenangkan yang menimpanya viral di media massa. Ia kemudian membuat laporan ke pihak kepolisian. Saat ini, polisi sedang menyidik kasus untuk mengetahui motif pelaku