Kejagung Minta Fiona Handayani Jelaskan Kaitan Stafsus Nadiem dengan Korupsi Chromebook

Kapuspenkum Kejagung Harli Siregar. Metrotvnews.com/Candra

Kejagung Minta Fiona Handayani Jelaskan Kaitan Stafsus Nadiem dengan Korupsi Chromebook

Candra Yuri Nuralam • 12 June 2025 13:52

Jakarta: Kejaksaan Agung (Kejagung) membeberkan hasil pemeriksaan mantan staf khusus (stafsus) eks Mendikbud Nadiem Makarim, Fiona Handayani, beberapa waktu lalu. Dia diminta menjelaskan tupoksi tugasnya dengan kasus dugaan korupsi pengadaan sistem chromebook dalam proyek digitalisasi pendidikan di Kemendikbudristek.

“Bagaimana sebagai stafsus apa ini masuk struktur proyek pengadaan? Dalam kaitannya dengan stafsus (ini) apa?” kata Kapuspenkum Kejagung Harli Siregar di Kantor Kejagung, Jakarta Selatan, Kamis, 12 Juni 2025.

Kejagung bingung dengan keputusan penetapan stafsus menteri dalam tim pengurusan proyek pengadaan chromebook. Sebab, kata Harli, jabatan stafsus berkaitan dengan kebutuhan instansi.

“Sementara ini kan melekat pada institusional, terhadap pengadaan chromebook ini, dan harus diketahui pemeriksaan ini terus berlangsung,” ucap Harli.
 

Baca Juga: 

Ibrahim Arief, Eks Stafsus Nadiem Makarim Dipanggil Kejagung


Kasus itu naik ke tahap penyidikan pada 20 Mei 2025. Perkara ini berkaitan dengan bantuan peralatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) bagi satuan pendidikan tingkat dasar, menengah, dan atas.

Proyek ini diduga memaksakan spesifikasi operating system chrome atau chromebook. Padahal, hasil uji coba pada 2019 menunjukkan penggunaan 1.000 unit chromebook tidak efektif sebagai sarana pembelajaran lantaran penggunaannya berbasis internet. Sedangkan belum seluruh wilayah terkoneksi kekuatan internet yang sama.

Diduga ada pemufakatan jahat berupa mengarahkan tim teknis yang baru agar membuat kajian teknis pengadaan peralatan TIK diunggulkan untuk menggunakan spesifikasi chromebook. Kemendikbudristek menganggarkan Rp3,58 triliun untuk proyek TIK ini. Lalu, ada juga pengadaan Dana Alokasi Khusus (DAK) senilai Rp6,3 triliun.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Achmad Zulfikar Fazli)