Kashmir India Memanas, Polisi Tahan 1.500 Orang dan Hancurkan Sejumlah Rumah

Aparat kepolisian berpatroli di Kashmir bagian India. (Anadolu Agency)

Kashmir India Memanas, Polisi Tahan 1.500 Orang dan Hancurkan Sejumlah Rumah

Willy Haryono • 28 April 2025 13:39

Pulmawa: Otoritas India telah menahan sedikitnya 1.500 orang di Kashmir yang dikuasai India setelah serangan teror yang menewaskan 26 orang pekan lalu, demikian disampaikan seorang pejabat senior kepolisian. Selain itu, beberapa rumah milik terduga militan juga telah dihancurkan dalam operasi keamanan besar-besaran.

India menuduh Pakistan terlibat dalam serangan tersebut, yang dinilai sebagai insiden paling mematikan terhadap warga sipil India dalam lebih dari satu dekade. India menuding kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan di Pahalgam didukung militer Pakistan.

Tuduhan ini memperburuk ketegangan antara dua negara bersenjata nuklir yang telah lama memperebutkan wilayah Kashmir.

Pakistan membantah tuduhan itu, dan menyatakan keprihatinan atas jatuhnya korban jiwa. Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif juga menawarkan penyelidikan "netral dan transparan" atas insiden tersebut.

Dalam beberapa hari terakhir, India mengambil langkah-langkah keras di dalam negeri. VK Birdi, pejabat tinggi kepolisian, mengatakan bahwa rumah-rumah milik lima tersangka pelaku telah dihancurkan. Ia tidak merinci pihak yang melaksanakan pembongkaran, dan pejabat India lainnya menolak memberikan komentar.

Mengutip dari National Public Radio, Senin, 28 April 2025, warga setempat mengatakan, rumah-rumah tersebut diledakkan dengan bahan peledak oleh pasukan keamanan India.

Di Anantnag, rumah dua lantai milik Adil Thokar, satu-satunya tersangka yang secara resmi disebutkan oleh India, hancur menjadi puing. Ibu Thokar mengungkapkan bahwa keluarganya, termasuk suaminya, saudara laki-laki, dan dua sepupu, juga telah ditahan.

Di Pulwama, Yasmeena saudara perempuan tersangka lain, Asif Sheikh, mengatakan keluarganya diberi peringatan sebelum rumah mereka diledakkan pada Jumat dini hari. 

"Mereka meminta kami memasukkan jari ke telinga dan mengurung hewan ke dalam kandang. Lalu ledakan terjadi," katanya.

Demikian pula di desa lain, rumah Ahsan Ul Haq Sheikh dihancurkan, menyebabkan kerusakan pada rumah-rumah di sekitarnya. 

"Jika hanya satu orang yang bersalah, kenapa semua orang harus dihukum?" kata seorang tetangga.

Langkah ini memperkuat tudingan terhadap pemerintah nasionalis Hindu India, yang dalam beberapa tahun terakhir kerap dituduh menerapkan "keadilan buldoser" terhadap komunitas Muslim minoritas.

Ketegangan Meningkat dengan Pakistan

Selain tindakan domestik, India juga mengambil langkah diplomatik keras terhadap Pakistan: menangguhkan visa bagi semua warga Pakistan, mengusir diplomat, dan menghentikan perjanjian pembagian air sungai yang sudah berlangsung puluhan tahun.

Sebagai balasan, Pakistan juga menghentikan perdagangan lintas batas dan menutup wilayah udaranya untuk pesawat India. Ketegangan ini memperbesar kekhawatiran akan eskalasi lebih lanjut di wilayah yang telah lama menjadi titik panas geopolitik.

Anggota parlemen Kashmir Ruhallah Mehdi memperingatkan bahwa langkah-langkah represif ini hanya akan memperkuat kedua ekstrem: kelompok teroris dan kaum nasionalis garis keras. 

"Kedua belah pihak menggunakan insiden ini untuk agenda politik masing-masing," tegasnya. (Muhammad Reyhansyah)

Baca juga:  Trump Yakin India dan Pakistan Akan Selesaikan Konflik usai Teror di Kashmir

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)