Trump Yakin India dan Pakistan Akan Selesaikan Konflik usai Teror di Kashmir

Presiden AS Donald Trump. (Anadolu Agency)

Trump Yakin India dan Pakistan Akan Selesaikan Konflik usai Teror di Kashmir

Willy Haryono • 26 April 2025 13:34

Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada hari Jumat kemarin mengomentari ketegangan yang meningkat antara India dan Pakistan usai terjadinya serangan teror di wilayah Pahalgam, Jammu dan Kashmir, pada 22 April. Serangan tersebut menewaskan 26 orang—25 wisatawan India dan satu warga negara Nepal.

Berbicara kepada wartawan di dalam pesawat kepresidenan Air Force One dalam perjalanan ke Roma, Trump berkata: “Saya sangat dekat dengan India dan saya sangat dekat dengan Pakistan, seperti yang Anda ketahui. Dan mereka telah berperang selama 1.000 tahun di Kashmir.”

“(Konflik) Kashmir telah berlangsung selama 1.000 tahun, mungkin lebih lama dari itu. Dan kemarin itu adalah hari yang buruk, itu adalah hari yang buruk. Lebih dari 30 orang (tewas),” ucap Trump, dikutip dari Economic Times, Sabtu, 26 April 2025.

Ketika ditanya apakah ia bermaksud menengahi atau campur tangan dalam krisis tersebut, Trump menjawab, “Telah terjadi ketegangan di perbatasan itu selama 1.500 tahun. Jadi, Anda tahu, sama seperti sebelumnya, tetapi mereka pasti akan menyelesaikannya.”

“Saya yakin, saya kenal kedua pemimpin itu. Ada ketegangan besar antara Pakistan dan India. Namun, ketegangan itu selalu ada,” tutur Trump.

Serangan teror di Pahalgam merupakan yang paling mematikan di wilayah tersebut sejak Pulwama pada tahun 2019.

Front Perlawanan (TRF), yang secara luas diyakini sebagai perwakilan kelompok terlarang Lashkar-e-Taiba yang berbasis di Pakistan, telah mengaku bertanggung jawab.

Menurut pejabat India, tiga pria bersenjata menembaki wisatawan tak bersenjata di padang rumput Baisaran, tempat wisata dekat Pahalgam.

Baca juga:  Teror di Jammu dan Kashmir: Dewan Keamanan PBB Serukan Kerja Sama Internasional

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)