Maket gedung baru DPRD DIY. Meteotvnews.com/ahmad mustaqim
Ahmad Mustaqim • 25 April 2025 15:49
Yogyakarta: Gedung baru DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) di Jalan Kenari Kelurahan Muja Muju, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta mulai dibangun pada Jumat, 25 April 2025. Peletakan batu pertama gedung ini sudah dilakukan dan akan memakan biaya 293,8 miliar.
Ketua DPRD DIY, Nuryadi, mengatakan pemindahan kantor legislatif dilakukan dengan sejumlah alasan. Salah satunya lokasi gedung lama di Jalan Malioboro dinilai kurang strategis untuk bisa menampung aspirasi masyarakat.
"Sebagai salah satu kawasan wisata utama di Jogja, Malioboro seringkali dipadati wisatawan, sehingga aktivitas kelembagaan DPRD menjadi kurang maksimal dan akses masyarakat menjadi kurang nyaman," kata dia.
Selain itu, ia menyebut pemindahan kantor legislatif itu untuk memaksimalkan fungsi Malioboro sebagai titik tujuan wisata dan budaya. Menurut dia, lokasi gedung lama bisa ditata ulang sebagai ruang publik, jalur pedestrian, serta pusat budaya.
Area gedung DPRD DIY telah disiapkan untuk pembangunan Jogja Planning Gallery (JPG). JPG itu ditujukan sebagai sebuah pusat informasi perencanaan pembangunan yang akan menjadi salah satu ikon baru Kota Yogyakarta.
Gedung baru kompleks DPRD DIY dibangun di atas lahan seluas 51.175 meter persegi. Pembangunan gedung digarap Waskita KSO Citra dengan nilai kontrak Rp293,8 miliar yang dibiayai APBD DIY. Durasi pengerjaannya selama 21 bulan dengan target rampung Desember 2026.
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan gedung lama DPRD DIY memiliki makna sejarah penting bagi Yogyakarta maupun Indonesia. Ia menyebut Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) di DIY dulunya berada di sana.
"Keputusan demokratisasi dan menjadi bagian dari Republik Indonesia, keputusan DPRD DIY juga di sana," katanya.
Ia berharap pemindahan gedung DPRD DIY tidak sekadar barunya pembangunan fisik, namun diikuti inovasi yang dapat memperkuat demokratisasi di DIY. Sri Sultan menyebut masyarakat saat ini menyampaikan aspirasi tidak hanya di mimbar atau jalanan, namun juga di dunia maya.
"Di sana aspirasi bisa didiskusikan, terjadi dialog. Maka untuk menjaring aspirasi sekarang caranya juga harus berbeda," ucapnya.