Hamas Siap ke Fase Kedua Gencatan Senjata usai Bebaskan Enam Sandera

Proses pertukaran sandera Israel dan tahanan Palestina di Jalur Gaza, Sabtu, 22 Februari 2025. (Anadolu Agency)

Hamas Siap ke Fase Kedua Gencatan Senjata usai Bebaskan Enam Sandera

Willy Haryono • 23 February 2025 08:11

Gaza: Hamas menyatakan kesiapan untuk melangkah ke tahap kedua perjanjian gencatan senjata di Gaza usai membebaskan enam sandera Israel pada Sabtu kemarin.

Kelompok pejuang Palestina itu menegaskan kembali bahwa penyelesaian pertukaran tawanan-sandera bergantung pada kepatuhan penuh Israel terhadap ketentuan kesepakatan, khususnya terkait situasi kemanusiaan di daerah kantong tersebut.

Enam sandera Israel dibebaskan di Gaza pada hari Sabtu, dan ditukar dengan 602 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjaera Israel.

Dalam sebuah pernyataan, Hamas menekankan bahwa pertukaran enam sandera Israel menunjukkan komitmen mereka terhadap ketentuan perjanjian yang mulai berlaku pada 19 Januari, sementara "taktik menunda" Israel yang terus berlanjut dinilai hanya menghambat proses tersebut.

Hamas memperingatkan Israel bahwa mereka menghadapi pilihan sulit: "Mereka menerima sandera mereka dalam peti mati, seperti yang terjadi di hari Kamis karena kesombongan (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu, atau mereka bisa menerima para sandera hidup-hidup, dengan mematuhi persyaratan yang ditetapkan."

"Upaya Netanyahu untuk mengalihkan perhatian dari kekalahan militernya di Gaza dengan melakukan pembantaian di Tepi Barat tidak akan mematahkan keinginan rakyat kami atau perlawanan mereka,” sambung Hamas, mengutip dari Anadolu Agency, Minggu, 23 Februari 2025.

Selama hampir dua bulan, pasukan Israel telah melakukan operasi militer di kamp-kamp pengungsi Tepi Barat utara, khususnya di Jenin, Tulkarem, dan Tubas.

Perang Israel-Hamas

Sebelumnya, juru bicara Hamas Abdul Latif al-Qanou mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa "penyelesaian pertukaran tahanan yang akan datang bergantung pada komitmen pendudukan terhadap klausul-klausul yang tersisa dari perjanjian dan penerapan protokol kemanusiaan."

Ia mengkritik Israel karena "gagal sepenuhnya melaksanakan ketentuan-ketentuan perjanjian gencatan senjata, bahkan setelah 33 hari memasuki fase pertama." Abdul meminta mediator internasional untuk "memberikan tekanan pada Israel untuk memenuhi kewajibannya," memastikan bahwa "pasokan vital untuk tempat tinggal dan bantuan mencapai rakyat Palestina."

Hamas menegaskan kembali "kesiapannya untuk melanjutkan pertukaran tahanan yang besar dan menyeluruh, yang mencakup akhir perang secara definitif, penarikan pasukan pendudukan, dan pembangunan kembali Gaza."

Gencatan senjata tiga fase di Gaza mulai berlaku bulan lalu, menghentikan perang genosida Israel, yang telah menewaskan lebih dari 48.000 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan meninggalkan daerah kantong itu dalam reruntuhan.

Sebanyak 33 sandera disepakati untuk dibebaskan di fase pertama, yang berlangsung selama 42 hari. Pada tahap kedua, Hamas akan membebaskan seluruh sandera yang tersisa dengan imbalan ratusan tahanan Palestina, penarikan penuh Israel dari Gaza, dan penghentian pertempuran secara permanen.

Baca juga:  Diperlukan Lebih dari Rp865 Triliun untuk Bangun Kembali Gaza

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)