Danantara Dinilai akan Dorong BUMN Lebih Transparan, Tapi Turunkan Efisiensi

Ilustrasi Danantara. Foto: dok Danantara

Danantara Dinilai akan Dorong BUMN Lebih Transparan, Tapi Turunkan Efisiensi

Riza Aslam Khaeron • 23 February 2025 17:43

Jakarta: Rencana pembentukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) mendapat sorotan luas dari publik. Meski diharapkan meningkatkan tata kelola aset negara, pembentukannya bertepatan dengan berbagai isu sosial-politik yang tengah diperdebatkan.

Danantara dirancang sebagai holding company yang akan mengelola beberapa BUMN dengan dana yang diperkirakan mencapai Rp14 ribu triliun.

Menurut Eddy Junarsin, ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM), pada Jumat, 21 Februari 2025, Program ini seharusnya sudah didesain dan diimplementasikan sejak lama, tetapi sayangnya diluncurkan di momentum yang kurang kondusif. dikarenakan imbas isu politik.

Menurutnya, Danantara bertujuan positif dalam mengkonsolidasi aset negara agar lebih transparan dan terkoordinasi dengan baik.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa selama ini pengawasan terhadap BUMN dilakukan melalui penunjukan dewan komisaris dan direksi oleh kementerian, yang sering kali "tidak disertai alasan dan evaluasi yang memadai." Dengan adanya Danantara, sistem pengawasan bisa lebih transparan karena pemantauan dilakukan langsung oleh parent company. 

"Dengan adanya Danantara, monitoring dari parent company akan lebih transparan dan efektif," ujar Eddy, mengutip laman UGM pada 21 Februari 2025.

Namun, Eddy juga mengingatkan adanya potensi dampak negatif dari pembentukan Danantara. Ia menilai bahwa keberadaan holding company ini dapat menambah layer hierarkis dalam manajemen BUMN, yang justru bisa menghambat efisiensi.
 

Baca Juga:
Indef: Perlu Ada Pengawasan Berlapis dalam Pengelolaan Danantara

"Manfaat Danantara itu lebih ke defensif bukan ke ofensif. Artinya, transparansi dan tata kelola mungkin membaik namun performa dan inovasi belum tentu," paparnya.

Selain itu, Eddy menekankan bahwa Danantara perlu disertai dengan langkah-langkah lanjutan agar tidak berhenti hanya pada pembentukan holding company. Ia menyarankan adanya strategi merjer dan akuisisi berbagai perusahaan pemerintah guna menciptakan manajemen yang lebih efisien dan inovatif.

"Yang paling diharapkan adalah kemunculan badan pengelola investasi ini bisa mengantisipasi terjadinya moral hazard karena melalui bentuk holding company yang resmi, pengawasan lebih transparan," pungkas Eddy.

Terkait dampak ekonomi, Eddy menilai bahwa Danantara bisa memainkan peran penting dalam kestabilan keuangan negara dalam jangka panjang. Namun, mengenai kepercayaan investor terhadap stabilitas dan keperluan investasi, masih perlu dikaji lebih lanjut.

"Mungkin dampaknya di jangka pendek hanya berjalan seperti biasa, tapi jangka panjang kita tidak tahu keefektifannya, karena persamaan ekonomi itu saling berkaitan dan cukup kompleks," jelas Eddy.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Surya Perkasa)