Dolar AS Tergelincir, Ini Penyebabnya

Dolar AS. Foto: Freepik.

Dolar AS Tergelincir, Ini Penyebabnya

Husen Miftahudin • 12 February 2025 09:24

New York: Dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu WIB), karena Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan bank sentral AS tidak terburu-buru untuk memangkas suku bunga jangka pendeknya. Selain itu, juga karena para pedagang menunggu informasi yang lebih konkret mengenai potensi tarif perdagangan oleh Presiden AS Donald Trump.
 
Mengutip data Yahoo Finance, Rabu, 12 Februari 2025, indeks dolar AS terakhir turun 0,37 persen di 107,96. Tarif kemungkinan akan tetap menjadi fokus utama bagi para pedagang jika ada tanda-tanda ketegangan perdagangan meningkat.
 
Powell mengatakan dalam kesaksiannya di hadapan Komite Perbankan, Perumahan, dan Urusan Perkotaan Senat dan memberikan pandangan tentang suku bunga mencerminkan ekonomi AS yang secara keseluruhan kuat, dengan pengangguran rendah dan inflasi yang tetap di atas target dua persen Fed.
 
Ia juga memberi tahu para anggota parlemen dimana argumen untuk perdagangan bebas masih masuk akal tetapi menambahkan bukanlah peran Fed untuk mengomentari tarif atau kebijakan perdagangan tetapi untuk bereaksi terhadap bagaimana hal itu berdampak pada ekonomi.
 
Para pedagang menjadi lebih kebal terhadap berita seputar potensi tarif, yang telah membuat investor gelisah karena khawatir tentang bagaimana hal itu dapat berdampak pada inflasi dan pertumbuhan.
 
Data harga konsumen untuk Januari yang akan dirilis pada Rabu besok menjadi rilis ekonomi utama AS minggu ini dan diperkirakan akan menunjukkan inflasi tetap stabil selama bulan tersebut.
 
Trump pada Senin mengatakan ia akan mengumumkan rencana untuk mengenakan tarif timbal balik pada negara-negara lain selama dua hari ke depan, menggandakan komentar yang ia buat.
 
Pada Minggu, Trump mengatakan ia akan memperkenalkan tarif baru sebesar 25 persen pada semua impor baja dan aluminium ke AS, di atas bea masuk logam yang ada. Uni Eropa mengatakan akan menanggapi dengan tindakan balasan yang tegas dan proporsional.
 

Baca juga: Kurs Rupiah Jeblok Lagi Rp16.383/USD


(Ilustrasi dolar AS. Foto: Freepik)
 

Pergerakan mata uang dunia

 
Adapun, euro terakhir naik 0,49 persen pada USD1,0357. Dolar Kanada menguat 0,14 persen terhadap dolar AS menjadi 1,43 dolar Kanada per dolar AS, bangkit kembali dari kerugian sebelumnya.
 
Kanada, Brasil, Meksiko, Korea Selatan, dan Vietnam adalah penjual baja terbesar ke AS, menurut data American Iron and Steel Institute. Sementara Kanada merupakan pemasok utama aluminium impor.
 
Sementara itu, yen Jepang melemah 0,3 persen terhadap dolar AS menjadi 152,45 per dolar AS. Yen mencapai 150,93 pada Jumat, tertinggi sejak 10 Desember. Dolar Australia naik 0,29 persen terhadap mata uang AS menjadi USD0,6293.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)