Bom Bunker Buster tipe GBU-57. (US Air Force)
Washington: Amerika Serikat (AS) menggunakan bom Bunker Buster dalam serangannya ke Iran pada Sabtu, 21 Juni. Dari sejumlah laporan media, AS menjatuhkan lima hingga enam bom bunker ke fasilitas nuklir utama Iran, Fordow. Dua fasilitas nuklir lainnya di Iran, Natanz dan Isfahan, juga terkena serangan AS di hari yang sama.
Mengutip dari berbagai sumber, Minggu, 22 Juni 2025, Bunker-Buster merupakan bom yang dirancang khusus untuk menghancurkan target bawah tanah dengan presisi mematikan.
Apa Itu Bunker Buster?
Bunker Buster adalah jenis bom yang dirancang untuk menembus struktur beton bertulang atau tanah dalam. Berbeda dengan bom biasa yang meledak di permukaan, bom ini memiliki hidung keras (penetrator) dan terkadang dilengkapi penunda waktu ledakan, memungkinkan bom masuk jauh ke dalam tanah atau bangunan bawah tanah sebelum memicu ledakan.
Tujuannya adalah untuk menghancurkan fasilitas strategis seperti tempat penyimpanan senjata, pusat komando militer, atau fasilitas nuklir yang dibangun jauh di bawah tanah. Serangan ke Iran menunjukkan bahwa bom jenis ini masih menjadi andalan AS dalam operasi militer presisi tinggi.
Jenis dan Daya Hancur
AS diyakini menggunakan varian GBU-57A/B Massive Ordnance Penetrator (MOP), bom dengan berat hampir 14 ton dan mampu menembus bunker beton setebal 60 meter, atau versi GBU-28 yang lebih ringan. Bom ini biasa dijatuhkan dari pesawat B?2 stealth bomber dan dirancang untuk menghindari sistem radar musuh.
Serangan ke situs nuklir Iran menunjukkan efektivitas bom ini dalam melumpuhkan target keras. Banyak pengamat militer menduga bahwa serangan tersebut menimbulkan kerusakan signifikan pada infrastruktur bawah tanah Iran, walaupun belum ada konfirmasi independen atas tingkat kehancurannya.
Penggunaan dalam Sejarah
Bom Bunker Buster pertama kali digunakan secara luas pada Perang Teluk 1991, dan kemudian dalam invasi AS ke Afghanistan dan Irak. Namun, penggunaannya dalam konteks menyerang fasilitas nuklir negara lain membawa dimensi geopolitik yang jauh lebih rumit.
Serangan ke Iran kali ini menjadi momen penting, karena menyasar fasilitas yang dianggap kunci dalam program nuklir Iran, dan dilakukan secara sepihak oleh AS di tengah ketegangan global yang meningkat.
Baca juga:
AS Jatuhkan Lima hingga Enam Bom Bunker Buster ke Situs Nuklir Iran