Kapal Global Sumud Flotilla Mulai Berlayar Bertahap dari Tunisia

Kapal Global Sumud Flotilla (GSF) berlayar secara bertahap dari Tunisia. Foto: Chairul Akhmad

Kapal Global Sumud Flotilla Mulai Berlayar Bertahap dari Tunisia

Fajar Nugraha • 16 September 2025 08:19

Tunis: Untuk menghindari penumpukan massa di pelabuhan dan untuk memudahkan proses imigrasi, kapal-kapal Global Sumud Flotilla (GSF) berlayar secara bertahap dari beberapa pelabuhan di Tunisia.

Di Tunisia terdapat tiga pelabuhan yang jadi titik tolak pelayaran GSF, yakni Sidi Bou Said, Gammarth, dan Bizerte. Selain Tunisia, kapal-kapal GSF juga berlayar dari Italia dan Yunani, termasuk lima kapal Indonesia.

Salah satu anggota Steering Committe (SC) GSF, Muhammad Nadir al-Nuri, mengatakan, pihaknya sengaja memberangkatkan kapal secara bertahap untuk mempermudah pelayaran.

"Keseluruhan kapal yang akan berlayar dari berbagai pelabuhan di Tunisia ini sebanyak 13 kapal. Kapal-kapal yang berisi delegasi dari berbagai negara ini akan berlayar secara bertahap hingga semua kapal meninggalkan Tunisia," jelas Nadir di Pelabuhan Sidi Bou Said, Senin, 15 September 2025.

Nadir menambahkan, otoritas Tunisia meminta GSF untuk berlayar dengan diam-diam agar tidak menimbulkan keramaian dan kegaduhan sebagaimana beberapa hari sebelumnya. Pada Rabu, 10 September 2025 ratusan ribu -,bahkan ada yang menyebut jutaan,- warga Tunisia memadati Pelabuhan Sidi Bou Said untuk melepas keberangkatan para relawan GSF.

Nadir juga kembali menegaskan soal ketidakhadiran delegasi Indonesia dalam misi GSF kali ini. Hal ini, menurutnya, akibat sejumlah kendala yang terjadi. Misalnya, banyak kapal yang rusak setelah menempuh pelayaran dari Spanyol. Selain itu, masalah cuaca dan kendala teknis lainnya. Delegasi-delegasi dari negara lain sangat menghargai keputusan Indonesia yang merelakan kuotanya untuk digunakan oleh mereka.

"Keputusan Indonesia menarik diri dari misi ini adalah langkah strategis," ujar Nadir.

"Sebab dalam misi ini, tak semua orang bisa naik kapal karena satu dan lain hal,” imbuh Nadir.

Indonesia, lanjut pria yang juga Koordinator Sumud Nusantara ini, telah memberikan keputusan yang matang dan bijak. Walau delegasinya tidak berlayar, namun Indonesia telah banyak berbuat untuk misi ini. Mulai dari menyumbang kapal hingga memberikan bantuan-bantuan lain kepada delegasi-delegasi dari berbagai negara.

"Indonesia dipandang tinggi oleh semua anggota SC. Pada saat yang sama, misi yang kita jalankan ini adalah untuk memberikan tekanan kepada negara-negara yang tidak mendukung Palestina dan cenderung berpihak pada Zionis Israel," tegas Nadir.

"Karena itu peluang ini kami berikan kepada delegasi-delegasi dari Eropa, di mana dengan kehadiran mereka di atas kapal akan memberikan tekanan kepada negara masing-masing agar melindungi warga negaranya," ia menambahkan.

Nadir juga menampik jika pihak GSF sengaja menguluru-ulur waktu keberangkatan kapal. Terkait perizinan dari otoritas Tunisia, kata dia, semua sudah diselesaikan dengan baik.

"Kita melihat seolah-olah ada cobaan untuk melambatkan perjalanan kita, contohnya ada kendala di Bizerte. Tapi insya Allah kendala ini telah kita atasi, dan perjalanan terakhir ke Bumi Gaza telah kita bulatkan," tandas Nadir.

Di lain pihak, Koordinator Indonesia Global Peace Convoy (IGPC), Muhammad Husein, mengatakan empat kapal Indonesia telah berlayar dari Italia dan satu kapal berlayar dari Yunani.

"Kapal-kapal tersebut akan bertemu di tengah laut dengan kapal-kapal yang berlayar dari Tunisia. Tidak ada kapal Indonesia yang berlayar dari Tunisia," jelas Husein.

Adapun soal kapal 'observer' (pengamat), kata Husein, akan diisi oleh tokoh-tokoh atau figur ternama. Kapal ini akan berlayar dalam satu atau dua hari kemudian. Kapal ini akan menjadi kapal terakhir yang berlayar ke Gaza.

Husein menegaskan dirinya akan berada di kapal observer tersebut untuk memantau perjalanan ini. Sebab, IGPC akan terlibat dalam misi ini dari awal sampai akhir, meskipun tidak semua delegasi Indonesia bisa ikut berlayar.

"Exposure kita bukan personal atau lembaga, tapi Gaza. Kita tak apa-apa tak naik kapal demi keberhasilan misi ini. Kita telah menunjukkan teladan yang baik dengan menyerahkan kursi ke negara-negara lain," kata Husein.

"Inilah yang membuat citra Indonesia sangat baik di mata SC maupun delegasi-delegasi negara lain yang ikut dalam misi ini," pungkas Husein.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)