Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar. Dok. IG Nasaruddin Umar
M Rodhi Aulia • 12 March 2025 11:51
Jakarta: Pemerintah resmi memperpanjang libur Lebaran 2025 bagi sekolah, madrasah, dan satuan pendidikan keagamaan hingga 20 hari. Keputusan ini diambil untuk memberikan waktu istirahat lebih lama sekaligus membantu mengurangi kepadatan arus mudik.
Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengumumkan kebijakan ini dalam konferensi pers usai Rapat Koordinasi Lintas Sektoral Kesiapan Pengamanan Idulfitri 1446 H/2025 M. Awalnya, libur sekolah dijadwalkan mulai 24 Maret 2025, tetapi setelah mempertimbangkan beberapa faktor, pemerintah memajukan jadwalnya menjadi 21 Maret 2025. Berikut beberapa fakta terkait ini:
Awalnya, jadwal libur Lebaran sekolah ditetapkan pada 24 Maret 2025. Namun, setelah mempertimbangkan hari libur di madrasah, pemerintah memajukan tanggal libur menjadi 21 Maret 2025.
"Kami memang mengusulkan supaya memberi waktu lebih panjang masa liburan ini. Tadinya kita sepakati edaran pertama itu tanggal 24 Maret 2025, tapi karena madrasah liburnya lebih ada hari Jumat, di situ ada hari Jumat, Sabtu, ya makanya kita ubah itu menjadi tanggal 21 Maret 2025," ujar Nasaruddin yang dikutip, Rabu, 11 Maret 2025.
Dengan perubahan ini, siswa akan menikmati libur selama 20 hari penuh. Kebijakan ini juga menyesuaikan dengan momen Lebaran dan cuti bersama.
Perpanjangan libur ini bertujuan untuk mengurangi kepadatan kendaraan saat arus mudik dan balik Lebaran.
"Dengan demikian rentang perjalanan mudik ini nanti akan lebih panjang, kurang lebih 20 hari jadi bisa lebih panjang untuk masyarakat, bisa dipakai untuk mengurai kemacetan yang bisa terjadi," kata Nasaruddin.
Kementerian Agama mendorong berbagai fasilitas untuk pemudik di masjid-masjid sepanjang jalur mudik, seperti:
"Masjid-masjid yang dilewati jalur pemudik itu diharapkan menyiapkan air minum gratis, karena di dalam hukum Islam itu, musafir itu adalah mujahid, musafir itu sangat berpahala kita kalau kita beri makan dan beri minum," ujar Nasaruddin.
Untuk menghindari kepadatan di rest area jalan tol, pemerintah juga meminta pengurus masjid untuk memperbaiki fasilitas toilet demi kenyamanan pemudik.
"Kami mencoba untuk berkoordinasi dengan para pengurus masjid agar diperbaiki toiletnya, karena kalau kita mengandalkan semuanya di rest area, di tol-tol tertentu, itu nanti akan terjadi penumpukan. Jadi nanti kita akan menciptakan satu kondisi di masjid itu juga sebagai tempat pemberhentian yang paling bagus," pungkasnya.
Keputusan ini masih menunggu finalisasi melalui Surat Edaran Bersama (SEB) yang akan ditandatangani dalam waktu dekat. Dengan adanya kebijakan ini, diharapkan masyarakat bisa menikmati perjalanan mudik dengan lebih nyaman dan lancar.