146 Juta Pemudik Lebaran 2025, Ini Fakta dan Rekayasa Lalu Lintas yang Disiapkan

Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi. Dok. Metro TV

146 Juta Pemudik Lebaran 2025, Ini Fakta dan Rekayasa Lalu Lintas yang Disiapkan

M Rodhi Aulia • 11 March 2025 10:38

Jakarta: Jumlah pemudik Lebaran tahun 2025 diprediksi mencapai 146,48 juta orang, dengan 23% di antaranya akan menggunakan mobil pribadi. Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi mengungkapkan bahwa persiapan transportasi telah dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan pemudik yang diperkirakan terjadi menjelang Idulfitri.

Mudik Lebaran 2025 diprediksi akan menjadi salah satu yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir dengan 146,48 juta pemudik. Pemerintah telah menyiapkan berbagai skenario untuk mengantisipasi lonjakan pergerakan masyarakat, terutama pada puncak arus mudik dan balik. 

"Kami perkirakan jumlah pemudik lebaran sebanyak 146,48 juta orang. Banyak yang menggunakan kendaraan mobil pribadi sebesar 23%,” ujar Dudy, dikutip dari Metro Pagi Primetime pada Selasa, 11 Maret 2025.

1. Jawa Tengah Jadi Tujuan Utama Pemudik

Dudy menyampaikan bahwa daerah tujuan utama pemudik masih didominasi oleh Jawa Tengah, diikuti oleh Jawa Timur, Jawa Barat, dan DI Yogyakarta. Lonjakan arus mudik ke wilayah ini terjadi setiap tahun, mengingat banyaknya masyarakat perantau yang bekerja di Jakarta dan sekitarnya.

Pemerintah terus melakukan pemetaan terhadap jalur-jalur utama yang akan dilalui pemudik untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas. Selain jalur tol, jalur alternatif juga dipersiapkan untuk mengurangi risiko kemacetan parah.

Baca juga: Menhub: 146 Juta Orang Diprediksi Mudik Lebaran 2025

2. Puncak Arus Mudik dan Arus Balik

Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo memprediksi bahwa puncak kepadatan mudik akan terjadi pada 28-30 Maret 2025. Pada periode tersebut, ruas-ruas tol utama seperti Tol Trans Jawa dan Tol Trans Sumatra diperkirakan mengalami lonjakan kendaraan yang signifikan.

"Yang kemungkinan akan terjadi pada arus puncak mudik itu antara 28 dan 30 Maret, sedangkan puncak arus balik pada tanggal 5-7 April 2025," kata Listyo di Jakarta Selatan, Senin, 10 Maret 2025.

Namun, dengan adanya kebijakan work from anywhere (WFA), Kementerian Perhubungan memperkirakan bahwa lonjakan arus mudik akan dimulai lebih awal, yakni sejak 21 Maret 2025. Kebijakan ini diharapkan bisa membantu mengurai kepadatan lalu lintas dengan menyebar jadwal keberangkatan pemudik.

Sementara itu, arus balik diperkirakan terjadi pada 5-7 April 2025. Pada masa ini, lalu lintas dari daerah ke Jakarta dan kota-kota besar lainnya diprediksi akan meningkat drastis.

3. Operasi Ketupat 2025 dan Rekayasa Lalu Lintas

Untuk memastikan kelancaran perjalanan, Polri telah menyiapkan Operasi Ketupat 2025. Operasi ini akan berfokus pada pengamanan jalur mudik, pengaturan lalu lintas, dan penertiban kendaraan di titik-titik rawan macet.

Beberapa kebijakan lalu lintas yang akan diterapkan selama mudik dan arus balik antara lain:
- Pemberlakuan sistem ganjil-genap di ruas tol tertentu untuk mengurangi kepadatan kendaraan.
- Contraflow atau pembukaan jalur tambahan guna memperlancar arus lalu lintas di jalur tol utama.
- One way nasional di jalur-jalur tertentu agar kendaraan bisa melaju lebih lancar dan mengurangi kemacetan parah.

Pemerintah juga mengimbau masyarakat untuk merencanakan perjalanan dengan baik, memanfaatkan aplikasi pemantauan lalu lintas, serta mengikuti informasi resmi dari pihak berwenang terkait perubahan kebijakan mudik.


(Nada Nisrina)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(M Rodhi Aulia)