Asosiasi Fintech Pecut Inklusi Keuangan Digital Demi Masa Depan Sektor Riil

Diskusi AFTECH & Friends of Fintech Roundtable 2025. Foto: dok AFTECH.

Asosiasi Fintech Pecut Inklusi Keuangan Digital Demi Masa Depan Sektor Riil

Husen Miftahudin • 27 November 2025 20:58

Jakarta: Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), asosiasi payung industri fintech nasional sekaligus penyelenggara Inovasi Teknologi Sektor Keuangan (ITSK) yang ditunjuk OJK, memperkuat kolaborasi global melalui AFTECH & Friends of Fintech for Financial Inclusion Roundtable Discussion 2025, sebagai bagian dari rangkaian Bulan Fintech Nasional (BFN) 2025.

Dengan mengusung tema 'Bridging the Gaps: Inclusion, Innovation, and the Future of Digital Finance', forum ini menjadi wadah strategis bagi AFTECH untuk menyatukan langkah industri, regulator, dan mitra global dalam mempercepat inklusi keuangan digital serta memperkuat kepercayaan publik melalui tata kelola dan ekosistem digital yang aman, andal, dan berkelanjutan.

Fokus pembahasan dalam diskusi tertuju pada tantangan yang terungkap melalui Annual Members Survey (AMS) 2024-2025, termasuk tingginya konsentrasi pengguna fintech di Jawa, hambatan akses bagi pekerja informal, kebutuhan digital public infrastructure, serta meningkatnya kasus scam yang semakin menggerus kepercayaan publik.
 
"Diskusi seperti ini menegaskan tidak ada satu lembaga pun yang dapat mendorong inklusi keuangan secara optimal tanpa kolaborasi yang terarah. Temuan AMS memberikan panduan, tetapi nilai sesungguhnya muncul ketika kita menyelaraskan inisiatif, berbagi pembelajaran, dan memetakan langkah bersama. Tantangannya terus berkembang, dan justru karena itulah kemitraan lintas pemangku kepentingan menjadi semakin penting untuk memperkuat ekosistem layanan keuangan digital Indonesia," ucap Wakil Ketua Umum II AFTECH Budi Gandasoebrata dikutip dari keterangan tertulis, Kamis, 27 November 2025.
 
Ia menambahkan, AFTECH akan menindaklanjuti hasil diskusi melalui kolaborasi yang lebih nyata bersama pemerintah, lembaga internasional, dan para pelaku industri agar berbagai solusi yang dibahas dapat diterapkan secara bertahap dan menjawab kesenjangan inklusi yang diidentifikasi dalam AMS 2024–2025.

Diskusi ini menghasilkan sejumlah rencana tindak lanjut yang mencerminkan kebutuhan mendesak untuk menciptakan ekosistem keuangan digital Indonesia yang mendorong inklusi keuangan dan pertumbuhan sektor riil prioritas.

Para peserta menyoroti pentingnya memperluas akses pembiayaan di luar Jawa melalui mekanisme alternative credit scoring berbasis data transaksi UMKM, menyepakati pentingnya perhatian lebih pada pengadaan infrastruktur keuangan digital, mendiskusikan pentingnya penguatan keterhubungan e-invoicing untuk mendukung rantai pasok, serta integrasi data non-keuangan seperti pertanian dan hubungan kerja untuk menilai kapasitas bayar pekerja informal.

Di dalam forum, para pihak sepakat untuk mendorong mekanisme koordinasi lintas lembaga, memperbarui informasi secara berkala setiap enam bulan, serta memperkuat peran AFTECH sebagai wadah kolaborasi untuk mensinergikan berbagai program agar memberikan dampak lebih sistemik.
 

Baca juga: Dorong Inklusi Keuangan, Fintech 'Kawin' dengan Perbankan


(Ilustrasi. Foto: dok MI)
 

Dukung produktivitas sektor riil


Ketua Umum AFTECH Pandu Sjahrir menegaskan kolaborasi internasional adalah fondasi penting bagi upaya memperkuat inklusi dan keamanan ekosistem fintech Indonesia.

"Kita belajar negara-negara yang mampu memajukan inklusi keuangan secara signifikan adalah negara yang mampu menggabungkan inovasi teknologi dengan koordinasi lintas lembaga dan kemitraan global. Karena itu, AFTECH berupaya terus menginisiasi kolaborasi multipihak agar setiap tantangan, baik terkait akses, literasi, maupun kepercayaan publik, bisa kita hadapi secara lebih efektif," tegas Pandu.

Ia menambahkan AFTECH akan melanjutkan langkah-langkah konkret pasca-roundtable, termasuk melalui penguatan kegiatan advokasi berbasis data, memperkuat tata kelola dan keamanan digital melalui kampanye #FintechAmanTerpercaya, serta mendorong inovasi yang mendukung produktivitas sektor riil.

"BFN selalu menjadi ruang untuk menyatukan visi. Dengan kolaborasi yang kuat, kita dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi digital yang tidak hanya modern, tetapi juga tepercaya dan sesuai kebutuhan seluruh rakyat Indonesia," kata Pandu.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)