Kepercayaan Industri Menguat, Sinyal Ekonomi Indonesia Membaik

Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif (kedua kanan) saat memaparkan laporan nilai Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Juni 2023. Foto: dok Biro Humas Kemenperin.

Kepercayaan Industri Menguat, Sinyal Ekonomi Indonesia Membaik

Husen Miftahudin • 28 June 2023 13:04

Jakarta: Sinyal ekonomi Indonesia yang membaik di tengah melambatnya perekonomian global mulai mendorong kinerja industri pengolahan. Pulihnya ekonomi dapat dilihat dari beberapa indikator makro, salah satunya kinerja industri pengolahan yang tumbuh massif tercermin pada nilai Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Juni 2023 yang menguat secara signifikan.

"Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Juni 2023 mencapai 53,93 meningkat 3,03 poin dibandingkan Mei 2023. Angka ini juga merupakan yang paling tinggi sejak IKI dirilis November 2022 lalu," kata Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Febri Hendri Antoni Arif dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 28 Juni 2023.

Febri menyampaikan, seluruh variabel pembentuk IKI Juni 2023 mengalami ekspansi. Variabel pesanan baru meningkat sebesar 4,97 poin menjadi 54,81, variabel produksi yang meningkat 4,85 poin menjadi 54,86, sedangkan variabel persediaan menurun 4,56 poin menjadi 50,34. Pesanan domestik masih menjadi faktor dominan yang memengaruhi indeks variabel pesanan baru.

Peningkatan IKI Juni 2023 didorong oleh peningkatan IKI di 21 subsektor industri. Tidak saja mengalami peningkatan nilai IKI, beberapa subsektor juga terpantau telah mengalami ekspansi setelah sebelumnya selalu mengalami kontraksi. Dari 23 subsektor industri tersebut, terdapat delapan subsektor yang berubah dari kontraksi menjadi ekspansi pada Juni 2023 ini.

Delapan subsektor tersebut, yaitu industri kertas dan barang dari kertas, industri karet, barang karet dan plastik, industri pencetakan dan reproduksi media rekaman, serta industri pengolahan tembakau.

Selanjutnya, industri barang galian bukan logam, industri farmasi, obat kimia dan tradisional, industri pakaian jadi, dan industri logam dasar. Tiga subsektor yang masih mengalami kontraksi, yaitu industri tekstil, industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki, dan industri pengolahan lainnya.

"Untuk Juni, subsektor industri dengan nilai IKI tertinggi adalah industri kendaraan bermotor, trailer dan semitrailer, industri makanan, dan industri minuman," jelas Febri.

Pasar domestik perlu dijaga dari serbuan impor

Dalam kesempatan tersebut, Plt. Sekretaris Jenderal Kemenperin Putu Juli Ardika menjelaskan, selain merupakan yang tertinggi sejak indeks tersebut diluncurkan, IKI Juni 2023 juga memiliki persentase pesimisme terendah sepanjang pelaporan IKI.

"Nilai IKI tertinggi ini disebabkan kondisi pasar yang sudah membaik. Oleh karena itu, pasar domestik perlu dijaga dari serbuan barang impor," tegas Putu.

Nilai IKI Juni 2023 mengalami rebound setelah sempat menurun pada bulan sebelumnya, disebabkan oleh perilaku konsumsi saat libur Idulfitri tidak seperti harapan. Akibatnya, pada Mei lalu, industri masih memiliki banyak persediaan produk. Dengan habisnya persediaan produk tersebut, industri berproduksi kembali di bulan Juni.

Putu menambahkan, tumbuhnya optimisme pelaku usaha didukung oleh momen-momen rutin tahunan, seperti tahun ajaran baru, libur hari raya, libur sekolah, serta peringatan HUT RI. Selain itu, pesta demokrasi yang akan berlangsung juga berpeluang meningkatkan permintaan, terutama bagi industri tekstil dan produk tekstil maupun industri makanan dan minuman.

Tidak hanya detail nilai IKI yang mengalami ekspansi, mayoritas pelaku usaha menyatakan kondisi usaha secara umum di Juni 2023 yang mengatakan kondisinya membaik mengalami peningkatan. Sebanyak 33,6 persen pelaku usaha mengatakan kondisi usaha Juni lebih baik dibanding Mei 2023 (naik 5,3 persen). Kondisi ini merupakan yang tertinggi sepanjang periode IKI.

"Pandangan terhadap kondisi usaha enam bulan ke depan pada bulan Juni ini tercatat sebesar 66,19 persen pelaku usaha lebih optimis, dan 25,47 persen mengatakan kondisi usaha enam bulan ke depan akan tetap," pungkas Putu.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)