Penundungan hingga Tawuran Mendominasi Kasus Kekerasan Anak

Ilustrasi. (medcom.id)

Penundungan hingga Tawuran Mendominasi Kasus Kekerasan Anak

Ahmad Mustaqim • 19 September 2024 10:12

Yogyakarta: Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyatakan bullying dan tawuran menjadi tindakan kekerasan yang banyak dialami anak-anak di Tanah Air. Tindakan itu jadi sorotan dalam rentang waktu 2022 hingga 2024. 

"Kekerasan anak di Indonesia (seperti) dipengaruhi siklus tahunan," kata Anggota KPAI Diyah Puspitarini saat di Kulon Progo, Yogyakarta, Rabu, 18 September 2024. 

Ia menjelaskan siklus kekerasan anak pada September hingga Oktober rata-rata didominasi kasus bullying karena faktor senioritas dan junioritas. Kemudian November hingga Desember, perekrutan anggota geng sekolah. 

"Lalu, Januari sampai Maret mulai tawuran antargeng karena sudah jadi anggota lalu Juni ke Juli mulai lagi," ujar Diyah. 

Menurut dia, jumlah kekerasan anak di Indonesia cenderung mengalami kenaikan. Ia menilai hal itu terjadi salah satunya karena banyak masyarakat yang sadar dan melapor, serta masyarakat sudah mulai jengah situasi saat ini. 
 

Baca juga: Dirundung Bertahun-Tahun, Siswa SD di Palembang Trauma Kembali ke Sekolah

Ia mencontohkan masyarakat di Jakarta sudah mulai membubarkan anak-anak bila ada yang bergerombol dalam waktu tertentu. Diyah mengatakan hal itu juga berlaku di Yogyakarta. 

"Tahun lalu, kami berkoordinasi dengan Wagub DIY bahwa harus digerakkan kembali Siskamling," kata dia.

Ia mendorong publik maupun orang tua berani melapor apabila ada anak mengalami tindak kekerasan. Diyah menyatakan anak yang menjadi korban kekerasan bukan aib yang tak boleh ditutupi. Pihaknya juga berharap jajaran pemerintah dan aparat setempat menindaklanjuti apabila ada laporan. 

"Kalau ada kasus tolong diutamakan si korban. Korban dulu diselesaikan secara medis, baru tahapan selanjutnya," ucap Diyah.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Meilikhah)