Pasukan Israel di Gaza Selatan Dikurangi Jelang Negosiasi di Mesir

Pasukan Israel di Gaza Selatan dikurangi keberadaannya. Foto: EFE-EPA

Pasukan Israel di Gaza Selatan Dikurangi Jelang Negosiasi di Mesir

Fajar Nugraha • 8 April 2024 06:50

Yerusalem: Israel mengatakan bahwa mereka telah menarik lebih banyak tentara dari Gaza selatan dan hanya menyisakan satu brigade. Ini dilakukan ketika Israel dan Hamas mengirim tim ke Mesir untuk melakukan pembicaraan baru mengenai potensi gencatan senjata dalam konflik enam bulan tersebut.

 

“Israel telah mengurangi jumlah pengungsi di Gaza sejak awal tahun ini untuk mengurangi jumlah pasukan cadangan,” sebut pernyataan pemerintah Israel, seperti dikutip dari Channel News Asia, Senin 8 April 2024.

 

Negara Yahudi itu saat ini berada di bawah tekanan yang semakin besar dari sekutunya Washington. Amerika Serikat mendesak Israel untuk memperbaiki situasi kemanusiaan, terutama setelah pembunuhan tujuh pekerja bantuan pada pekan lalu.

 

Juru bicara militer tidak memberikan rincian mengenai alasan penarikan tentara atau jumlah tentara yang terlibat. Namun Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengatakan, pasukannya akan bersiap untuk operasi masa depan di Gaza.

 

Baik Israel maupun Hamas, gerakan militan yang menguasai Gaza, mengonfirmasi bahwa mereka mengirimkan delegasi ke Mesir.

 

Hamas menginginkan kesepakatan apa pun untuk mengakhiri perang dan penarikan pasukan Israel. Israel mengatakan bahwa, setelah gencatan senjata apa pun, mereka akan menggulingkan Hamas, yang bersumpah akan menghancurkannya.

 

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, tidak akan ada kesepakatan tanpa pembebasan sandera dan dia tidak akan menyerah pada tekanan internasional. Hamas di lain pihak  mengatakan, perjanjian itu harus mencakup kebebasan bergerak warga di seluruh Jalur Gaza.

 

Lebih dari 250 sandera ditangkap dan sekitar 1.200 orang tewas dalam serangan Hamas pada 7 Oktober, menurut penghitungan Israel. Lebih dari 33.100 warga Palestina telah tewas dalam serangan Israel, menurut kementerian kesehatan di Gaza.

 

Sekitar 130 sandera masih ditahan di Gaza. Ketika ditanya tentang penarikan pasukan dari daerah kantong tersebut, Kepala Staf Umum Israel Herzi Halevi mengatakan kepada wartawan bahwa militer sedang menyesuaikan metodenya dengan perang yang telah dan akan berlangsung lama.

 

Gallant mengatakan Israel akan melanjutkan perang sampai Hamas tidak lagi menguasai Gaza atau mengancam Israel sebagai kelompok militer.

 

“Pasukan keluar dan bersiap untuk misi berikutnya,” kata Gallant pada pertemuan dengan para pejabat militer, menurut pernyataan dari kantornya, dan “juga misi mereka yang akan datang di wilayah Rafah”.

 

Harapan Palestina

Israel mengatakan, serangan ke wilayah Rafah, dekat perbatasan dengan Mesir, diperlukan untuk melenyapkan Hamas. Namun negara-negara asing yang khawatir mengatakan serangan tersebut dapat menimbulkan korban jiwa yang tidak dapat diterima, karena lebih dari satu juta orang berlindung di sana.

 

“Kami anan mengevakuasi warga sipil sebelum melancarkan serangan,” ujar pihak Israel.

 

Penduduk Palestina di kota Khan Younis di Gaza selatan, yang menjadi sasaran pemboman Israel dalam beberapa bulan terakhir, mengatakan mereka telah melihat pasukan Israel meninggalkan pusat kota dan mundur ke distrik timur.

 

Petugas medis mengatakan mereka menemukan setidaknya 12 mayat warga Palestina di daerah tersebut. Beberapa warga Khan Younis yang selama ini berlindung di Rafah mulai kembali ke lingkungannya setelah pasukan Israel pergi.

 

“Tampaknya pada akhirnya ini akan menjadi Idul Fitri yang membahagiakan,” kata Imad Joudat, 55, yang tinggal bersama delapan anggota keluarganya di sebuah tenda di Rafah, merujuk pada hari raya Idul Fitri yang dimulai pertengahan minggu ini.

 

“Pendudukan menarik pasukan dari Khan Younis, Amerika memberikan tekanan setelah beberapa orang asing terbunuh dan Mesir mengadakan serangan besar-besaran dengan Amerika, Israel, Hamas dan Qatar. Kali ini kami penuh harapan,” kata Joudat kepada Reuters melalui aplikasi obrolan.

 

Israel mendapat tekanan yang semakin besar dari Amerika Serikat, dimana Presiden Joe Biden menuntut agar Israel memperbaiki kondisi kemanusiaan di Gaza dan mengupayakan gencatan senjata, dan mengatakan bahwa dukungan AS dapat bergantung pada hal tersebut.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)