Menkeu AS Tekankan Tiongkok Harus Kurangi Produksi Barang

Tiongkok. Foto: Unsplash.

Menkeu AS Tekankan Tiongkok Harus Kurangi Produksi Barang

Arif Wicaksono • 5 April 2024 19:15

Guangzhou: Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen mengatakan Tiongkok akan mendapatkan keuntungan dengan mengurangi kelebihan kapasitas industri yang menekan perekonomian negara lain.
 

baca juga:

Ekonom: Model Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok Sudah Rusak


Yellen mengatakan dalam sambutannya di depan Kamar Dagang Amerika selama kunjungannya ke Tiongkok dia memahami dukungan langsung dan tidak langsung pemerintah Beijing terhadap manufaktur terkait dengan tujuan pembangunan dalam negeri.

"Namun saat ini mengarah pada kapasitas produksi yang secara signifikan melebihi permintaan domestik Tiongkok, serta apa yang dapat ditanggung oleh pasar global," tegas dia, dilansir Channel News Asia, Jumat, 5 April 2024.

Komentar Yellen menggarisbawahi tujuan utamanya dalam pembicaraan dengan Wakil Perdana Menteri Tiongkok He Lifeng untuk menunjukkan masalah yang disebabkan oleh kelebihan kapasitas pabrik Tiongkok dan meningkatnya ekspor ke luar negeri, sehingga memicu potensi ketegangan perdagangan.

Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang menetapkan target pertumbuhan ambisius sebesar lima persen pada 2024 yang sebagian didorong oleh lebih banyak investasi di sektor teknologi tinggi baru ketika Tiongkok berjuang mengatasi krisis properti dan lemahnya permintaan konsumen.

Dana Moneter Internasional saat ini memperkirakan pertumbuhan PDB riil Tiongkok pada 2024 sebesar 4,6 persen, turun menjadi 4,1 persen pada 2025.

Fokus ke domestik

Sementara itu, Ekonom Nouriel Roubini menjelaskan Tiongkok tidak dapat mengatasi masalah ekonominya jika tetap fokus pada sektor manufaktur dan kegiatan ekspor.

Dia menambahkan Tiongkok memerlukan model pertumbuhan baru yang terkonsentrasi pada jasa domestik, bukan barang, dan konsumsi swasta. Penolakannya terjadi ketika Beijing semakin fokus pada manufaktur maju, meningkatkan ekspor produk seperti kendaraan listrik dan panel surya.

Dia menuturkan meningkatnya ketegangan geopolitik, proteksionisme mulai menghambat selera dunia terhadap produk-produk Tiongkok, dan dapat menyebabkan negara tersebut mengalami kelebihan pasokan.

"Sekarang negara ini adalah negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia, setiap pembuangan kelebihan kapasitas akan diimbangi dengan tarif yang lebih kejam dan proteksionisme yang menargetkan barang-barang Tiongkok," kata dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)