Tangkal Hoaks di Dunia Pendidikan: Selalu Saring Sebelum Sharing

Ilustrasi. Foto: dok Shutterstock.

Tangkal Hoaks di Dunia Pendidikan: Selalu Saring Sebelum Sharing

Husen Miftahudin • 29 February 2024 18:07

Sidoarjo: Derasnya arus informasi di era digital, terbukti telah memantik banjir bandang informasi. Tidak semua informasi bermanfaat, apalagi pada saat yang sama hoaks pun semakin tak terbendung.
 
Hoaks pun mengalir ke mana saja, tanpa terkecuali, termasuk ke ruang-ruang belajar di dunia pendidikan. Terkait hal tersebut, Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (Stikosa) Almamater Wartawan Surabaya (AWS) Rizky Wulandari membeberkan jurus jitu dalam menangkal banjir hoaks agar dunia pendidikan tak terganggu.
 
"Kuncinya, guru dan siswa jangan baperan. Jangan merasa FOMO, Fear of Missing Out, takut ketinggalan update info," ungkap Rizky, dikutip dari keterangan tertulis, Kamis, 29 Februari 2024.
 
Rizky menjelaskan lebih lanjut, guru dan siswa juga diminta untuk tidak malas memperbarui (update) kecakapan digitalnya. Termasuk mengecek semua informasi terlebih dahulu. "Mudah kok, tanyakan ke cekfakta.com atau komin.fo/inihoaks, kalau merasa ragu atas suatu informasi," tegas dia.
 
Rizky menyampaikan hal tersebut saat menjadi narasumber dalam webinar literasi digital yang dihelat Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur untuk segmen pendidikan di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
 
Webinar pertama Kemenkominfo di wilayah Jawa Timur pada 2024 ini, diikuti para partisipan dengan Zoom Meeting secara nobar di sejumlah SMP se-Kabupaten Sidoarjo. Di antaranya, SMPN 1 Sidoarjo, SMPN 2 Sukodono, SMP Tulangan, SMPN 3 Gedangan, SMPN Candi, dan beberapa sekolah lainnya.
 
Rizky menambahkan, guru dan siswa juga perlu membudayakan kebiasaan 'saring before sharing', menyaring info sebelum berbagi. Sehingga, terhindar sebagai penerus hoaks dan selalu aman di ruang digital, khususnya saat belajar di kelas. "Dengan begitu, akses materi belajar terlengkapi. Prestasi belajar pun bisa diraih lebih maksimal," ujar Rizky.

Baca juga: Guru Dituntut seperti Google, Jawab dengan Kreatif dan Inspiratif
 

Verifikasi semua konten di ruang belajar

 
Dari perspektif etika digital, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo Tirto Adi mengatakan, dengan selalu memverifikasi semua konten yang diterima di ruang belajar, kita bukan hanya berisiko minimal terpapar hoaks. Tetapi juga siap melawan hoaks dengan konten-konten positif dan bermanfaat saat belajar.
 
"Intinya, banjiri ruang digital dengan konten yang selalu beretiket. Perkaya moral siswa dengan konten positif yang memperluas wawasan siswa di kelas. Hindari semaksimal mungkin konten negatif dengan digital skill yang makin update," urai Tirto.
 
Sementara itu, dari perspektif keamanan digital, drummer Hijau Daun Rio Aries Kusnanto mengingatkan, hoaks bisa menimpa siapa saja. Tidak pandang umur dan jabatan.
 
Agar terhindar dari hoaks, Rio berpesan, cermati alamat situs. Jangan cuma membaca judul. Biasakan periksa fakta, cek keaslian foto, dan ikuti grup diskusi anti-hoaks.
 
"Kalau mengakses link //:https, biasakan yang ada 's'-nya, karena 's' itu artinya secured, aman. Tanpa itu, abaikan saja. Jangan mau jadi korban link yang berisiko mengancam akun pribadi kita," tutur Rio.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)