Investor Ritel Diimbau Pantau Aksi Korporasi dan Saham Berpotensi Delisting

Ilustrasi. Foto: dok MI.

Investor Ritel Diimbau Pantau Aksi Korporasi dan Saham Berpotensi Delisting

Fetry Wuryasti • 29 May 2024 11:33

Jakarta: Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan daftar 41 emiten yang berisiko dihapus pencatatannya dari bursa saham atau delisting hingga April 2024. BEI melaporkan 41 emiten tersebut telah disuspensi lebih dari enam bulan.

Di samping itu, memasuki pertengahan 2024, terdapat beberapa perusahaan melakukan banyak aksi korporasi yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham, mulai dari merger dan akuisisi, pembagian dividen, buyback saham, delisting, hingga rights issue.

Rights issue merupakan langkah bagi beberapa emiten agar bisa mendapat pendanaan murah untuk menunjang kebutuhan ekspansi di tengah era suku bunga yang cukup tinggi pada tahun ini.

"Investor ritel diingatkan agar bijak memperhatikan tujuan dari rights issue, karena rights issue memberikan sentimen yang cenderung negatif berupa ‘delusi kepemilikan saham’. Penurunan kepemilikan saham ini menyebabkan penurunan porsi dividen yang akan diterima nantinya," kata Head of Retail Research Sinarmas Sekuritas Ike Widiawati, dikutip dari keterangan yang diterima, Rabu, 29 Mei 2024.

Sinarmas Sekuritas mengajak para retail investor untuk menganalisis bagaimana dampak aksi korporasi tersebut terhadap pergerakan harga saham investor.
 

Baca juga: Kemarin Keruk Cuan, IHSG Hari Ini Diramal Bergerak Mendatar
 

Pantau aksi korporasi dan potensi delisting


Ike menggarisbawahi pentingnya para investor retail untuk jeli dalam memantau berbagai aksi korporasi atau potensi terjadinya delisting terhadap saham yang mereka miliki.

"Kami mengingatkan pentingnya para investor retail untuk melihat saham-saham yang tengah memiliki agenda untuk melakukan rights issue, pantau bagaimana kondisi sahamnya sebelum dan setelah aksi korporasi tersebut," kata Ike.

Selain itu investor retail juga bisa cermat melihat berbagai emiten yang tengah hangat diperbincangkan antara lain peluang merger dan akuisisi.

"Seperti perkembangan negosiasi FREN dan EXCL ataupun PTRO-CUAN. Serta tidak ketinggalan isu NCKL yang berencana mengakuisisi tambang nikel baru," kata Ike.

Sinarmas Sekuritas menyarankan agar investor retail tetap up-to-date dengan informasi tentang saham-saham yang berisiko delisting. Ini akan membantu para investor untuk merencanakan investasi mereka dengan lebih bijaksana sesuai dengan tujuan dan risiko yang mereka hadapi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)