Ilustrasi. Foto: Medcom.id
Insi Nantika Jelita • 8 August 2024 22:55
Jakarta: Jumlahnya aset keuangan syariah secara global bisa menembus USD5,94 triliun atau setara Rp94.758 triliun di 2025-2026.
Deputi Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia (BI) Yono Haryono mengungkapkan aset keuangan syariah secara global tersebut diperkirakan terus meningkat. Saat ini tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar sembilan persen.
Yono menjabarkan di 2020-2021, potensi aset keuangan syariah global sebesar USD3,3 triliun atau senilai Rp52.618 triliun. Jumlah tersebut naik 17 persen di 2021-2022 menjadi USD3,96 triliun atau setara Rp63.142 triliun.
"Ada potensi yang sangat luar biasa yang dimiliki dari ekonomi syariah. Aset keuangan syariah tumbuh 17 persen dan jumlah ini akan naik terus," ujar Yono dalam acara Menara Syariah dan International Centre For Education In Islamic Finance (INCEIF) University Malaysia Symposium di Gedung Menara Syariah di Pantai Indah Kapuk (PIK) 2, Banten, dilansir Media Indonesia, Kamis, 8 Agustus 2024.
Selain itu, perkembangan ekonomi syariah yang positif terlihat dari nilai total transaksi terkait keuangan syariah yang melonjak lebih dari lima kali lipat, naik dari USD2,19 miliar atau senilai Rp34,8 triliun 2021-2022 menjadi USD14,4 miliar pada 2022-2023.
Bank Indonesia juga sebelumnya telah memproyeksikan ekonomi dan keuangan syariah akan tumbuh dikisaran 4,7-5,5 persen secara tahunan (year on year/yoy) di 2024. Ini didukung pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah yang diperkirakan tumbuh pada kisaran 10-12 persen yoy.
Untuk mencapai target tersebut, BI berupaya melakukan penguatan komersial dan sosial syariah, pengembangan pasar uang syariah melalui instrumen Sukuk Bank Indonesia (SUKBI) dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI), serta mendorong inovasi produk baru untuk mengembangkan perbankan syariah.
"Kita sangat memperhatikan bagaimana instrumen-instrumen di pasar uang syariah bisa banyak dimanfaatkan. Serta, mendorong inovasi-inovasi produk bank syariah agar bisa mengimbangi bank konvensional," imbuh dia.