Masa Lalu Bikin PDIP dan PKS Sulit Bersatu di Pilkada Jakarta

Ilustrasi Jakarta/Medcom.id/Nur

Masa Lalu Bikin PDIP dan PKS Sulit Bersatu di Pilkada Jakarta

Imanuel R Matatula • 10 August 2024 22:58

Jakarta: Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro, menilai PDI Perjuangan dan PKS sulit bersatu di Pilkada Jakarta 2024. Dia menyebut ada cerita yang belum usai antar keduanya pada Pilkada Jakarta 2017.

Ia menjelaskan pada Pilkada 2017, PKS turut berkontribusi dalam memenangkan pasangan Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga Uno. Pasangan itu mengalahkan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dari PDIP.

“Jadi secara institusional memang ini perlu ikhtiar yang cukup ekstra. Basis pemilihnya berbeda, ideologinya juga, terus ada cerita yang belum selesai sampai hari ini, seperti itu,” kata Agung dalam keterangan tertulis, Jumat, 9 Agustus 2024.
 

Baca: 'Borong Koalisi' Bikin Calon Potensial Berguguran

Pilkada Jakarta 2017 menurut Agung menjadi alasan sulitnya terbentuk koalisi antara PDI Perjuangan dan PKS. Selain itu kata Agung ada juga faktor lain yaitu, primordialisme yang menempatkan kedua partai saling berhadap-hadapan.

Menurut Agung PDI Perjuangan tidak akan menerima begitu saja PKS mengusung Anies Baswedan-Sohibul Iman di Pilkada Jakarta 2024. Hal tersebut lantaran, PDIP juga memiliki tokohnya sendiri, apalagi PDIP memiliki banyak kursi di Jakarta.

“Kecuali memang PDIP-nya enggak ada suara, bahkan suaranya jauh, ya. Tapi ini kan suaranya dekat. Jadi, kurang realistis dan rasional kalau PDIP hanya iya saja. Jadi, enggak masuk ini secara personalnya, deadlock. Bukan deadlock untuk wakil, bahkan deadlock secara keseluruhan,” ucap Agung.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(M Sholahadhin Azhar)