Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz. (EPA-EFE)
Willy Haryono • 17 December 2024 21:11
Doha: Negosiator Israel belum pernah sedekat ini dengan kesepakatan pembebasan sandera di Jalur Gaza sejak gencatan senjata pada November 2023 dalam perang antara Israel dan Hamas, ujar Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, pada Senin kemarin.
Sebuah sumber kemudian memberitahu kantor berita AFP bahwa tim teknis Israel telah tiba di Doha, Qatar, pada hari senin “untuk membahas gencatan senjata dan kesepakatan sandera di Gaza.”
Menurut juru bicaranya, Katz mengatakan kepada anggota komite urusan luar negeri parlemen Israel: “Kami belum pernah sedekat ini dengan kesepakatan terkait sandera sejak kesepakatan sebelumnya.”
Mengutip dari Channel News Asia, Selasa, 17 Desember 2024, seorang pejabat senior Hamas yang berbasis di Doha juga menyatakan bahwa negosiasi mengalami kemajuan.
“Kesepakatan pertukaran tahanan dan gencatan senjata antara perlawanan dan penjajah sebenarnya telah menjadi lebih dekat dari sebelumnya, jika (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu, tidak sengaja mengganggu kesepakatan seperti yang telah ia lakukan setiap kali sebelumnya,” ujar pejabat tersebut yang berbicara secara anonim karena tidak diizinkan untuk berbicara secara publik mengenai hal ini.
Ia menambahkan bahwa Hamas telah memberitahu mediator Mesir dan Qatar tentang kesiapan mereka untuk menghentikan perang.
“Tapi Hamas menekankan pada saat yang sama bahwa mereka tidak akan menerima apa pun selain kesepakatan yang mengarah pada penghentian perang sepenuhnya dan permanen, penarikan penuh dari seluruh Jalur Gaza, termasuk poros Philadelphia dan Netzarim, kembalinya pengungsi dan kesepakatan serius untuk pertukaran tahanan.”
Perang ini dimulai pada 7 Oktober 2023 dengan serangan tak terduga dari Hamas terhadap Israel.
Pada November 2023, gencatan senjata selama satu minggu -- satu-satunya sejauh ini dalam perang ini – menghasilkan pembebasan pada 105 sandera yang telah ditahan di Jalur Gaza. Sebagian besar dari mereka adalah warga Israel, tetapi kelompok tersebut juga termasuk pekerja di pertanian asal Thailand.
Pembebasan itu terjadi sebagai bagian dari pertukaran yang mengamankan kebebasan 240 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
Sejak saat itu, semua upaya mediasi yang dipimpin Mesir, Amerika Serikat, dan Qatar gagal mencapai gencatan senjata baru.
Pada bulan September, Qatar mengumumkan penghentian upaya mereka, dengan menyalahkan kedua belah pihak karena kurangnya kemauan untuk mencapai kesepakatan.