Presiden AS Joe Biden. (AP)
Washington: Joe Biden, Presiden Amerika Serikat (AS), menyebutkan bahwa dirinya optimistis perjanjian untuk membebaskan sandera warga Israel yang ditahan kelompok pejuang Hamas di Jalur Gaza sudah semakin dekat.
Pernyataan disampaikan di saat meningkatnya harapan atas kesepakatan yang dimediasi Qatar untuk membebaskan beberapa tawanan di Gaza dengan imbalan penghentian pertempuran.
“Saya yakin begitu,” kata Biden, yang ikut serta dalam tradisi Thanksgiving di Gedung Putih, saat menjawab pertanyaan mengenai apakah kesepakatan penyanderaan sudah dekat.
Biden kemudian menyilangkan jari untuk memberi isyarat bahwa dia mengharapkan keberuntungan.
Perdana Menteri Qatar mengatakan pada hari Minggu kemarin bahwa kesepakatan untuk membebaskan 240 sandera yang disandera Hamas dengan imbalan gencatan senjata sementara kini bergantung pada masalah-masalah praktis yang "kecil."
Gedung Putih mengatakan perundingan tersebut berada pada tahap "akhir," namun menolak memberikan rincian lebih lanjut, dengan mengatakan hal itu dapat membahayakan hasil yang sukses.
"Kami yakin kami semakin dekat dibandingkan sebelumnya, jadi kami berharap," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby kepada wartawan.
"Tapi masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Dan tidak ada yang dilakukan sampai semuanya selesai. Jadi kami akan terus mengerjakannya," sambungnya, seperti dikutip dari Malay Mail, Selasa, 21 November 2023.
Sandera di Gaza
Kirby menambahkan, pengaturan masih dilakukan di semua sisi. "Ketika Anda memutuskan untuk melakukan hal ini, Anda mengandalkan semua orang untuk memenuhi komitmen mereka. Dan itulah yang kami lakukan," ujarnya.
The Washington Post melaporkan pada hari Sabtu kemarin bahwa ada kesepakatan tentatif untuk membebaskan puluhan perempuan dan anak-anak yang disandera di Gaza dengan imbalan jeda pertempuran selama lima hari.
Israel telah berjanji untuk menghancurkan Hamas sebagai tanggapan atas serangan 7 Oktober, yang menurut para pejabat Israel telah menewaskan sekitar 1.200 orang, dengan sebagian besar dari mereka adalah warga sipil.
Kampanye udara dan darat yang tiada henti dari tentara Israel telah menewaskan 13.300 orang, lebih dari 5.000 di antaranya adalah anak-anak, menurut pemerintah Hamas yang memerintah Gaza sejak 2007.
Baca juga:
Qatar Sebut Ada Kemajuan Baik dalam Upaya Mediasi Israel-Hamas