Pasangan calon presiden wakil presiden nomor urut 1 Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar. AFP
Yogyakarta: Relawan Capres-Cawapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) menyesalkan penolakan UGM terhadap Anies di kampus tersebut. Apalagi, Mahkamah Konstitusi (MK) telah mengizinkan capres-cawapres memaparkan program, ide, dan gagasannya di kampus perguruan tinggi.
"Ini sebuah kemunduran demokrasi, kampus manapun harusnya dapat menerima, capres-cawapres berbicara politik saja boleh apalagi ini berbicara ilmiah," kata Koordinator Presidium Aliansi Nasional Indonesia Sejahtera (ANIES) Jawa Tengah Joko Purnomo, Senin, 20 November 2023.
Kampus sebagai lembaga ilmiah, ungkap Joko Purnomo, harusnya membuka diri karena dengan kehadiran calon, masyarakat kampus dapat menerima program, ide dan gagasan masing-masing capres-cawapres yang akan berkompetisi pada pemilu. Terlebih, MK sudah membukakan pintu untuk itu.
Menurutnya, jika alasannya karena capres-cawapres, tidak masuk akal dan sangat disesalkan. Apalagi materi yang dibicarakan bersifat ilmiah.
"Kalau alasannya teknis, tentu dapat dibicarakan. Toh di setiap acara ada panitia yang bertanggung jawab," ungkapnya.
Menyinggung syndrome Aniesphobia, Joko Purnomo mengatakan dirinya tidak melihat sejauh itu. Karena menurut rencana, Anies pada Rabu, 22 November 2023, akan menjadi pembicara di kampus di Solo. Demikian juga capres lain seperti Prabowo di kampus di Malang dan Ganjar Pranowo di kampus Jakarta.
"Harusnya (UGM) lebih arif dan berpikir objektif serta terbuka. Kita tidak protes, tetapi ke depan kasus seperti ini jangan sampai terulang, bagaimana masyarakat kampus tahu program, ide dan gagasan jika calon pemimpin bangsa tidak diberikan kesempatan berbicara," imbuhnya.