Peningkatan Utilitas dan Pengelolaan Rantai Bisnis Cara Optimalkan Pemanfaatan Gas Bumi RI

Ilustrasi. Foto: MI

Peningkatan Utilitas dan Pengelolaan Rantai Bisnis Cara Optimalkan Pemanfaatan Gas Bumi RI

Annisa Ayu Artanti • 18 February 2024 16:21

Jakarta: Subholding Gas Pertamina, PT PGN Tbk mendukung peningkatan utilisasi gas bumi dan sinergi pengelolaan rantai bisnis gas bumi di masa transisi energi.
 
Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Rosa Permata Sari, menjelaskan, dalam upaya menjaga keamanan energi (energy security) PGN optimis dapat berperan secara aktif dalam mempertahankan ketahanan energi, terutama dalam pemanfaatan gas bumi.
 
"PGN menjaga agar pasokan energi dalam negeri yang didistribusikan dapat menjangkau wilayah yang luas namun dengan layanan yang efektif dan efisien," kata dia dalam keterangan tertulis, Minggu, 18 Februari 2024.
 
Menurutnya, dengan memiliki jaringan infrastruktur gas bumi seluas lebih dari 31 ribu km dan empat terminal LNG, PGN memegang peran penting sebagai pengelola jaringan infrastruktur gas bumi terbesar di Indonesia. Jaringan itu diharapkan dapat menjamin pasokan gas bumi yang handal dan terinterkoneksi di berbagai wilayah Indonesia.
 
Ke depan, PGN melihat adanya potensi pasokan yang cukup besar di berbagai wilayah, termasuk Sumatera Bagian Utara, Sulawesi, Kalimantan Timur, dan Papua.
 
"PGN juga akan terus mengembangkan infrastruktur energi untuk memenuhi kebutuhan masa kini dan masa depan, dimana dari potensi pasokan gas bumi mendatang didominasi oleh jenis Liquified Natural Gas (LNG),” ujar dia.
 

Baca juga: 

Produksi Tak Lagi Decline, SKK Migas Cari Buyer Gas

Akses keterjangkauan gas bumi

Pada prinsip energy equity, lanjut dia, PGN akan menciptakan kemudahan akses dan keterjangkauan pasokan gas bumi untuk masyarakat dengan harga yang terjangkau.
 
Jika dibandingkan dengan energi lainnya, harga gas bumi relative lebih terjangkau. PGN menyediakan gas bumi dengan layanan berkisar USD6-USD13,87 per MMBTU. Harga tersebut masih dibawah RON 90 (Pertalite) sebesar USD17,3, LPG 12 KG sebesar USD26,20, dan HSD sebesar USD41,18.
 
Dari sisi environmental Sustainability, PGN mencermati target penurunan emisi saat ini dan masa depan yang menjadi perhatian dunia. Oleh karena itu, PGN ingin menciptakan pemanfaatan energi gas bumi, termasuk LNG, sebagai pilihan utama.
 
Mengingat gas bumi merupakan energi yang relative lebih ramah lingkungan dengan tingkat emisi karbon paling rendah dibandingkan dengan batu bara dan fossil fuel lainnya. Emisi karbon gas bumi sebesar 59 KG CO2 per MMBTU, jauh lebih rendah dari LPG (66 KG CO2 per MMBTU), Gasoline (72 KG CO2 per MMBTU), Petroleum (77 KG CO2 per MMBTU) dan Batu Bara (98 KG CO2 per MMBTU).
 
Menurut Rosa, optimalisasi utilisasi gas bumi di masa transisi energi penting untuk ketahanan energi. Produksi minyak terus menurun, gas pipa juga terus menurun, sementara konsumsi energi dari hari ke hari semakin meningkat yang akhirnya berpotensi berdampak terhadap peningkatan impor dan defisit neraca perdagangan.
 
Maka dari itu, perlu utilisasi sumber energi alternatif untuk mengurangi ketegantungan dan impor BBM.
 
“Dari aspek keekonomian akan lebih menguntungkan. Selain itu, perencanaan utilisasinya dalam lebih jangka panjang menjadi penting untuk dilaksanakan,” ucap dia.
 
Dengan jumlah sumber gas yang melimpah, selain dapat disalurkan ke sektor pelanggan eksisting yang sudah dilayani seperti kelistrikan, industri, transportasi darat, UMKM, Komersial dan Rumah Tangga, pemanfaatannya gas bumi dapat diperluas ke pengguna gas yang kebutuhannya dalam jumlah besar seperti sea & land logistics transportation, refineries, lifting oil, dan power generation.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)