Mahkota Permata ditaruh di atas peti mati Ratu Elizabeth II. (UK Minister Of Defense)
Willy Haryono • 8 December 2025 13:42
London: Kepolisian Inggris menangkap empat pengunjuk rasa setelah mereka melemparkan kudapan custard dan apple crumble ke kotak pajangan yang menyimpan Mahkota Kerajaan Inggris (Imperial State Crown) di Menara London. Insiden terjadi pada Sabtu pagi sekitar pukul 09.50 waktu setempat.
Aksi tersebut dilakukan oleh kelompok aktivisme baru bernama Take Back Power, yang disebut sebagai sempalan dari gerakan iklim Just Stop Oil. Dalam pernyataannya, kelompok itu menyebut para anggota melumuri kotak pajangan dengan makanan penutup sebelum mengangkat spanduk bertuliskan “Demokrasi Telah Runtuh, Kenakan Pajak bagi Orang Kaya." Polisi kemudian mengamankan mereka di lokasi.
Take Back Power mengatakan polisi menangkap dua orang yang melempar makanan serta dua lainnya yang berada di area tersebut. Kelompok itu mengidentifikasi dua demonstran sebagai Miriam Cranch, 21 tahun, pekerja ritel asal Leeds, dan Zahra Ali, 19 tahun, mahasiswa dari London.
Menurut BBC, kotak pajangan yang menjadi sasaran menyimpan Imperial State Crown, mahkota yang dikenakan Raja Charles III dalam upacara kenegaraan.
Berbeda dari aksi protes isu iklim yang selama beberapa tahun terakhir menyasar situs budaya global, Take Back Power membawa tuntutan yang berbeda: penerapan pajak kekayaan bagi kaum super kaya Inggris.
“Inggris hancur karena kaum super kaya mengantongi miliaran, sementara pekerja berjuang untuk bertahan hidup,” ujar Cranch dalam pernyataan yang dikutip UPI, Senin, 8 Desember 2025.
Ia menilai ketimpangan kekayaan yang ekstrem dapat memicu kerusuhan sosial dan mendesak pembentukan lembaga House of the People untuk memberi rakyat suara dalam menentukan kebijakan pajak.
Ali menyoroti kekayaan monarki Inggris, dengan mengatakan bahwa tunawisma meninggal di jalan yang sama dengan rute Raja Charles menuju penobatan. Kelompok tersebut telah meluncurkan kampanye donasi publik dan mengumpulkan sekitar 75.000 dolar sejak Jumat.
Aksi di Menara London menarik perhatian besar publik Inggris, terutama setelah kasus pencurian permata Napoleon di Museum Louvre, Prancis, pada Oktober lalu. Pembentukan Take Back Power terjadi setelah tiga tahun gelombang protes iklim yang mendominasi pemberitaan dunia.
Namun, situs berita seni Urgent Matter melaporkan bulan lalu bahwa banyak kelompok iklim besar menghentikan aksi langsung mereka sepanjang tahun terakhir. Mereka menyebut menurunnya dampak protes, meningkatnya biaya hukum, dan berubahnya lanskap aktivisme sebagai alasan penghentian. (Kelvin Yurcel)
Baca juga: Raja Charles Cabut Gelar Kerajaan Pangeran Andrew di Tengah Skandal Epstein