Tekanan ke Venezuela Meningkat, AS Intersepsi Tanker Minyak untuk Kali Kedua

Kapal perang AS kerap melakukan operasi di lepas pantai Venezuela. (Anadolu Agency)

Tekanan ke Venezuela Meningkat, AS Intersepsi Tanker Minyak untuk Kali Kedua

Willy Haryono • 21 December 2025 10:28

Washington: Pasukan Amerika Serikat mencegat sebuah kapal tanker minyak di lepas pantai Venezuela pada Sabtu. Ini menjadi operasi kedua dalam kurun waktu kurang dari dua pekan, seiring Presiden AS Donald Trump meningkatkan tekanan terhadap Presiden Venezuela Nicolas Maduro.

Operasi yang dilakukan menjelang fajar itu menyusul pengumuman Trump mengenai “blokade” yang menargetkan seluruh tanker minyak Venezuela yang dikenai sanksi. Langkah ini juga terjadi beberapa hari setelah pasukan AS menyita kapal lain di lepas pantai Venezuela pada 10 Desember.

Dilansir dari India Today, Minggu, 21 Desember 2025, Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Kristi Noem mengonfirmasi bahwa Penjaga Pantai AS, dengan dukungan Departemen Pertahanan, menghentikan kapal tanker tersebut, yang terakhir kali berlabuh di Venezuela. Noem membagikan video tidak rahasia yang memperlihatkan sebuah helikopter AS menurunkan personel ke atas kapal bernama Centuries.

Layanan pelacakan kapal global MarineTraffic melaporkan bahwa tanker berbendera Panama itu sebelumnya berada di dekat perairan Venezuela. Hingga kini belum jelas apakah kapal tersebut termasuk dalam daftar sanksi Amerika Serikat.

Noem menegaskan AS akan terus menargetkan pengangkutan minyak yang disanksi dan diduga membiayai perdagangan narkotika di kawasan tersebut. “Kami akan menemukan Anda, dan kami akan menghentikan Anda,” tulisnya di media sosial.

Para pejabat menyebut operasi tersebut sebagai “consented boarding," di mana kapal tanker berhenti secara sukarela untuk mengizinkan personel AS naik ke kapal. Pentagon dan White House belum memberikan komentar langsung.

Pemerintah Venezuela mengecam intersepsi itu sebagai tindakan “kriminal” dan berjanji menempuh jalur hukum, termasuk mengajukan pengaduan ke United Nations Security Council. Caracas menyebut tindakan tersebut sebagai pencurian dan pembajakan, serta menuduh adanya penghilangan paksa terhadap awak kapal.

Langkah ini menyusul penyitaan kapal tanker Skipper pada 10 Desember. Sejak saat itu, Trump berjanji memperluas blokade terhadap Venezuela dengan alasan penanggulangan perdagangan narkoba dan pengembalian aset yang disita dari perusahaan minyak AS. Sejumlah kapal tanker yang dikenai sanksi dilaporkan telah mengubah haluan menjauh dari Venezuela.

Operasi terhadap kapal tanker ini merupakan bagian dari upaya AS yang lebih luas untuk menargetkan kapal-kapal yang diduga menyelundupkan fentanil dan narkoba lainnya dari kawasan Karibia dan Pasifik timur. Sejak September, sedikitnya 28 operasi dilaporkan telah dilakukan dan menewaskan 104 orang.

Pemerintahan Trump menyatakan langkah-langkah tersebut bertujuan menekan Maduro, yang menilai tujuan sebenarnya adalah untuk memaksanya lengser dari kekuasaan. Kepala staf Gedung Putih Susie Wiles mengatakan kepada Vanity Fair bahwa Trump “ingin terus meledakkan kapal-kapal itu sampai Maduro menyerah.”

Baca juga:  Trump Tak Tutup Peluang Perang dengan Venezuela, AS Perketat Sanksi Minyak

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Willy Haryono)