Ilustrasi. Foto: Dok Metrotvnews.com
Apa Itu Biaya Overhead? Ini Pengertian, Jenis, dan Cara Menghitungnya
Eko Nordiansyah • 24 December 2025 19:20
Jakarta: Dalam mengelola keuangan perusahaan, pemahaman mendalam tentang biaya overhead menjadi salah satu kunci menjaga efisiensi dan kestabilan anggaran. Biaya ini, meski tidak terlibat langsung dalam produksi, memiliki peran vital dalam mendukung operasional bisnis secara keseluruhan. Berikut penjelasan lengkapnya dilansir dari laman OCBC dan Bank Mega.
Pengertian dan fungsi
Biaya overhead secara sederhana didefinisikan sebagai pengeluaran perusahaan yang tidak berhubungan langsung dengan aktivitas produksi. Kendati demikian, biaya ini memiliki fungsi strategis, antara lain untuk mengontrol pengeluaran non-produksi agar potensi pemborosan atau penyalahgunaan anggaran dapat diminimalkan.
Perhitungan biaya overhead juga menjadi dasar dalam penyusunan anggaran setiap divisi sehingga kebutuhan dapat direncanakan secara lebih terukur. Selain itu, analisis overhead membantu perusahaan merancang strategi penghematan dengan memangkas biaya yang tidak prioritas tanpa mengganggu produktivitas, sekaligus menjadi acuan penting dalam pengambilan keputusan strategis jangka pendek maupun jangka panjang.

(Ilustrasi. Foto: Dok Metrotvnews.com)
Jenis biaya overhead
Biaya overhead dapat dikategorikan menjadi tiga jenis utama:
- Biaya Overhead Tetap (Fixed): Jumlahnya tidak berubah meski aktivitas bisnis berfluktuasi. Contoh: gaji pegawai non-produksi, biaya sewa aset non-produksi, dan biaya asuransi.
- Biaya Overhead Variabel (Variable): Jumlahnya berubah-ubah mengikuti intensitas kegiatan perusahaan. Contoh: biaya pemasaran (iklan), komisi atau bonus, jasa agensi, dan perlengkapan kantor.
- Biaya Overhead Semi-Variabel (Mixed): Kombinasi antara biaya tetap dan variabel. Perusahaan tetap membayar nominal minimum meski aktivitas nol, dan biaya akan naik seiring peningkatan aktivitas. Contoh: tagihan listrik, air, dan telepon.
Cara menghitung
Perhitungan biaya overhead dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan:
- Berdasarkan divisi
- Mengidentifikasi dan menganalisis biaya overhead yang diajukan oleh masing-masing divisi (seperti marketing, operasional, HRD) secara terpisah untuk kontrol yang lebih detail.
- Estimasi keseluruhan
- Menghimpun dan menganalisis seluruh komponen biaya overhead perusahaan dalam satu tinjauan menyeluruh, biasanya oleh pemilik atau divisi keuangan.
- Berdasarkan persentase
- Menghitung rasio biaya overhead terhadap total pendapatan atau penjualan. Rumusnya adalah: (Total Biaya Overhead / Total Pendapatan) x 100%.
Sebagai contoh, jika total biaya overhead bulanan perusahaan adalah Rp100 juta dan total pendapatan penjualan Rp1 miliar, maka persentase biaya overhead adalah 10 persen. Angka ini menjadi indikator efisiensi pengelolaan operasional.
Pemahaman dan pengelolaan biaya overhead yang tepat membantu perusahaan tidak hanya mengontrol aliran kas dengan lebih baik, tetapi juga menciptakan landasan keuangan yang lebih sehat dan berkelanjutan untuk pertumbuhan bisnis. (Muhammad Adyatma Damardjati)