Jakarta: Ketupat Kandangan Baban adalah hidangan khas Kalimantan Selatan yang terbuat dari ketupat dengan kuah santan kental, biasanya disajikan bersama ikan gabus atau ikan haruan. Meski berasal dari Hulu Sungai Selatan, kuliner ini juga berkembang di Kalimantan Tengah. Salah satu pelopornya adalah Ketupat Kandangan Baban, usaha kuliner legendaris di Palangkaraya yang telah berdiri sejak tahun 1970-an.
Kini usaha ini memasuki generasi ketiga dan dikelola oleh Heldawaty, cucu dari pendiri usaha. Bersama rekannya Gadis, mereka mempertahankan cita rasa tradisional sekaligus membawa sentuhan modern dalam tampilan dan pengemasan. "Kita ingin menunjukkan bahwa ketupat kandangan tetap relevan, bisa dikemas menarik tanpa kehilangan rasa aslinya," ujar Gadis & Heldawaty, dikutip dalam program
Juragan Jaman Now, Metro TV, Sabtu, 1 Maret 2025.
"Dari sisi cerita sangat kuat. Makanan ini punya kekayaan sejarah yang bisa jadi nilai jual, apalagi kalau ingin dibawa ke pasar yang lebih luas," ucap Panelis, Rex Marindo.
Sementara itu, Dian Onno memberikan catatan penting soal strategi ekspansi dan modernisasi brand. "Untuk perluasan di banyak tempat, sebenarnya ini berpotensi menjadi makanan oleh-oleh yang menjadi top of mind saat orang datang ke Palangkaraya. Namun, dalam membangun brand, perlu hati-hati agar tidak terlalu modern, karena bisa menghilangkan kesan autentiknya,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa pembaruan harus tetap menjaga identitas lokal. "Modernisasi boleh, tapi harus dipastikan dari nama, logo, sampai citra visual tetap mencerminkan keaslian. Jadi ketika orang makan Ketupat Baban, mereka merasa ini yang paling autentik, paling khas, dan paling enak dari sana.” tegas Dian Onno.
Dengan kombinasi warisan keluarga, inovasi, dan strategi pemasaran yang mulai dirancang lebih matang, Ketupat Kandangan Baban menjadi salah satu peserta Juragan Jaman Now yang potensial untuk berkembang lebih jauh. Heldawaty berharap bisa membawa kuliner khas ini menjadi ikon Palangkaraya yang dikenal secara nasional.
(Calista Vanis)