Perseteruan Volodymyr Zelensky dan Donald Trump di Kantor Oval, 28 Februari 2025. (EPA-EFE / JIM LO SCALZO / POOL)
Riza Aslam Khaeron • 2 March 2025 13:16
Jakarta: Perseteruan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada pertemuan di Oval Office pada Jumat, 28 Februari 2025, telah memicu gelombang reaksi dari para pemimpin dunia.
Konfrontasi yang terjadi di depan publik ini memperlihatkan perbedaan tajam antara keduanya terkait perang Ukraina, peran Rusia, serta hubungan diplomatik AS dengan Ukraina. Berikut adalah reaksi dari berbagai pemimpin dunia terhadap ketegangan tersebut.
Volodymyr Zelensky: "Ukraina Tidak Sendirian"
Setelah pertemuan yang berakhir dengan ketegangan, Zelensky mengungkapkan rasa terima kasih kepada AS dan sekutunya. Mengutip pada Sabtu, 1 Maret 2025, Zelensky menulis di media sosialnya:
"Terima kasih Amerika, terima kasih atas dukungannya, terima kasih untuk kunjungan ini. Terima kasih @POTUS, Kongres, dan rakyat Amerika. Ukraina membutuhkan perdamaian yang adil dan abadi, dan kami bekerja untuk itu." Ia juga menegaskan bahwa Ukraina harus tetap menjadi perhatian dunia.
"Penting bagi kami bahwa Ukraina didengar dan tidak dilupakan, baik selama perang maupun setelahnya. Penting bagi rakyat Ukraina untuk mengetahui bahwa mereka tidak sendirian, bahwa kepentingan mereka diwakili di setiap negara, di setiap sudut dunia."
Justin Trudeau: "Kanada Akan Tetap Bersama Ukraina"
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menegaskan kembali dukungannya untuk Ukraina dengan menyatakan bahwa perjuangan Ukraina adalah perjuangan seluruh dunia. "Rusia secara ilegal dan tidak dapat dibenarkan menginvasi Ukraina.
Selama tiga tahun ini, rakyat Ukraina telah berjuang dengan keberanian dan ketahanan. Perjuangan mereka untuk demokrasi, kebebasan, dan kedaulatan adalah perjuangan yang penting bagi kita semua. Kanada akan terus mendukung Ukraina dalam mencapai perdamaian yang adil dan abadi."
Olaf Scholz: "Tidak Ada yang Menginginkan Perdamaian Lebih dari Ukraina"
Kanselir Jerman Olaf Scholz menegaskan bahwa Jerman dan Eropa akan terus mendukung Ukraina dalam mencapai perdamaian.
"Tidak ada yang menginginkan perdamaian lebih dari rakyat Ukraina! Itulah mengapa kami bersama-sama mencari jalan menuju perdamaian yang langgeng dan adil. Ukraina dapat mengandalkan Jerman – dan juga Eropa."
Emmanuel Macron: "Rusia adalah Agresor, Ukraina adalah Korban"
Presiden Prancis Emmanuel Macron menegaskan bahwa dukungan terhadap Ukraina harus terus berlanjut.
"Rusia adalah agresor, dan rakyat Ukraina adalah korban. Saya pikir kita semua benar dalam membantu Ukraina dan memberi sanksi kepada Rusia tiga tahun lalu, dan untuk terus melakukannya. Kita, yaitu Amerika Serikat, Eropa, Kanada, Jepang, dan banyak lainnya. Dan kita harus berterima kasih kepada semua yang telah membantu dan menghormati mereka yang telah berjuang sejak awal. Karena mereka berjuang untuk martabat mereka, kemerdekaan mereka, anak-anak mereka, dan keamanan Eropa. Ini adalah hal-hal sederhana, tetapi perlu diingat di saat seperti ini."
Giorgia Meloni: "Keretakan di Barat Melemahkan Kita"
Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni mengingatkan bahwa perseteruan seperti ini hanya menguntungkan pihak-pihak yang ingin melihat Barat melemah.
"Setiap perpecahan di Barat membuat kita semua lebih lemah dan menguntungkan mereka yang ingin melihat peradaban kita merosot. Bukan dalam hal kekuatan atau pengaruh, tetapi dalam prinsip-prinsip yang mendasarinya, terutama kebebasan. Perpecahan tidak akan menguntungkan siapa pun. Yang diperlukan adalah pertemuan puncak segera antara Amerika Serikat, negara-negara Eropa, dan sekutu untuk berbicara secara terbuka tentang bagaimana kita ingin menghadapi tantangan besar saat ini, dimulai dari Ukraina, yang telah kita bela bersama selama beberapa tahun terakhir, dan tantangan yang akan kita hadapi di masa depan. Ini adalah proposal yang akan Italia ajukan kepada mitranya dalam beberapa jam ke depan."
Anthony Albanese: "Perjuangan Ukraina adalah Perjuangan Demokrasi Melawan Otoritarianisme"
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyatakan bahwa Australia akan terus mendukung Ukraina dalam perjuangannya melawan Rusia.
"Kami akan terus mendukung Ukraina selama dibutuhkan, karena ini adalah perjuangan negara demokratis melawan rezim otoriter yang dipimpin oleh Vladimir Putin, yang jelas memiliki ambisi imperialis, tidak hanya di Ukraina, tetapi di seluruh kawasan tersebut."
Ursula von der Leyen: "Ukraina Tidak Pernah Sendirian"
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen memberikan pesan dukungan langsung kepada Zelensky. "Martabat Anda menghormati keberanian rakyat Ukraina. Tetaplah kuat, tetaplah berani, tetaplah tanpa rasa takut. Anda tidak pernah sendirian, Presiden yang terhormat. Kami akan terus bekerja dengan Anda untuk mencapai perdamaian yang adil dan abadi."
Perdana Menteri Belanda Dick Schoof
"Belanda terus mendukung Ukraina. Terutama saat ini. Kami menginginkan perdamaian yang langgeng dan diakhirinya perang agresi yang telah dimulai oleh Rusia. Untuk Ukraina, untuk semua penduduknya, dan untuk Eropa."
Juru Bicara Perdana Menteri Inggris Keir Starmer
"Ia (Zelensky) tetap teguh dalam mendukung Ukraina dan berperan dalam mencari jalan menuju perdamaian yang langgeng, berdasarkan kedaulatan dan keamanan bagi Ukraina."
Reaksi dunia terhadap perseteruan Trump dan Zelensky di Oval Office menunjukkan bahwa banyak pemimpin global masih berdiri di belakang Ukraina dan menegaskan kembali komitmen mereka untuk mendukungnya dalam menghadapi invasi Rusia.
Sementara sebagian besar pemimpin Barat mengutuk perpecahan yang dapat menguntungkan Rusia, beberapa pihak di dunia politik, termasuk dari Rusia sendiri, melihat kejadian ini sebagai tanda melemahnya dukungan AS terhadap Ukraina. Ke depan, bagaimana AS menangani hubungannya dengan Ukraina dan Rusia akan menjadi perhatian utama dalam lanskap geopolitik global.