Ilustrasi hilirisasi. Foto: Dokumen Antam
Annisa Ayu Artanti • 22 January 2025 19:20
Jakarta: Indonesia memiliki banyak peluang mendatangkan investasi setelah menjadi anggota penuh BRICS.
Deputi Bidang Kerja Sama Penanaman Modal di Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal Indonesia (BKPM) Tirta Nugraha Mursitama mengatakan, investasi pertama yang ditawarkan adalah hilirisasi. Indonesia memiliki 15 komoditas yang berpotensi dikembangkan produk turunannya melalui hilirisasi.
"Kalau ditanya investasi di bidang apa yang bisa kita tawarkan dengan negara BRICS yaitu hilirisasi," kata Tirta dalam Diskusi Denpasar 12 - Edisi 219, Rabu, 22 Januari 2025.
Salah satu contoh komoditas yang bisa dimanfaatkan adalah kobalt. Indonesia memiliki cadangan hingga 600 ribu ton kobalt. Jumlah tersebut membuat Indonesia menjadi negara dengan cadangan kobal terbesar dunia.
Ilustrasi BRICS. Foto: TASS
Memproduksi baterai kendaraan listrik
Tirta pun menjelaskan, produk turunan dari kobalt di antaranya prekursor. Prekursor merupakan campuran nikel, kobalt, dan mangan untuk produksi katoda baterai lithium-ion.
"Kita bisa memproduksi baterai kendaraan listrik dan ini bisa kita tawarkan investasi ke mereka," imbuh Tirta.
Selain hilirisasi, dia juga menyampaikan investasi sektor perikanan juga akan menarik perhatian anggota BRICS, seperti Brasil.
"Di sektor hilirisasi perikanan, kita bisa tawarkan investasi tuna, cakalang dan tongkol ke mereka," ujar dia.
Kemudian, Indonesia bisa meningkatkan kerja sama dengan India di bidang teknologi, health care atau layanan kesehatan, farmasi dan lainnya.
"Nantinya kerja sama dengan India itu bisa meningkatkan kemampuan teknologi kita. Dan sepertinya India mulai banyak tertarik berinvestasi di Indonesia dalam bidang tersebut," imbuh dia.