Kautsar Widya Prabowo • 25 January 2025 20:31
Jakarta: Menteri Agama Nasaruddin Umar meminta Badan Pembinaan Penasehatan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) menanggulangi krisis perceraian di usia pernikahan muda. Sebab, perceraian merupakan salah satu tantangan besar di Indonesia, terutama di kalangan pasangan muda dengan usia pernikahan di bawah lima tahun.
“Banyak sekali perceraian terjadi pada usia rumah tangga di bawah lima tahun. Ini bukan hanya persoalan pribadi, tetapi juga menjadi tantangan sosial yang besar. Anak-anak yang masih kecil kehilangan orang tua yang utuh, sementara janda-janda muda sering kali terjebak dalam kesulitan ekonomi dan sosial,” ujar Nasaruddin dalam acara pengukuhan kepengurusan BP4 di ruang VIP Masjid Istiqlal, dilansir pada Sabtu, 26 Januari 2025.
Menag menjelaskan perceraian usia muda kerap dipicu berbagai tekanan, seperti desakan biologis, tuntutan sosial, hingga tekanan ekonomi. Dia mengingatkan agar masyarakat tidak hanya menyalahkan perempuan yang bercerai muda, tetapi melihat mereka sebagai korban dari sistem sosial dan budaya yang kurang mendukung.
Menag menegaskan pentingnya peran BP4 dalam mencegah dan menangani krisis rumah tangga di masyarakat. BP4, yang berada di bawah binaan Kementerian Agama, memiliki tanggung jawab besar untuk mendukung keutuhan keluarga melalui mediasi, konseling, dan edukasi.
“BP4 harus menjadi tempat pertama yang diingat masyarakat saat menghadapi masalah keluarga. Kita ingin konflik selesai di BP4, tanpa harus berlanjut ke pengadilan. Selain itu, BP4 juga harus hadir sebagai agen perubahan sosial, membantu membangun ketahanan keluarga di tengah berbagai tekanan zaman,” jelas dia.
Jihad Sosial Menyelamatkan Keluarga
Menag mengatakan pengurus BP4 memiliki tugas besar yang disebut sebagai jihad sosial. Ada lima bentuk jihad yang menjadi prioritas BP4, di antaranya berjihad melestarikan keluarga, yakni menciptakan harmoni dalam rumah tangga agar keluarga menjadi tempat yang aman dan sejahtera.
Kemudian, menutup pintu-pintu maksiat dengan mengedukasi masyarakat untuk menjauhi perilaku yang dapat merusak nilai-nilai keluarga. Lalu, menyelamatkan anak-anak dengan memberikan perlindungan psikologis dan sosial bagi anak-anak yang terdampak konflik rumah tangga.
BP4 juga bertugas agar menyelamatkan perempuan dengan memberdayakan perempuan agar tidak terjebak dalam stigma sosial pasca perceraian, dan menyelamatkan bangsa dan negara dengan memastikan keluarga Indonesia menjadi fondasi yang kuat untuk membangun generasi penerus yang berkualitas.
“Pekerjaan ini adalah panggilan moral bagi kita semua. Menyelamatkan keluarga sama dengan menyelamatkan bangsa. BP4 harus menjadi rumah besar bagi solusi dan harapan,” tegas Menag.
Perluas Layanan Mediasi
BP4 akan memperluas layanan mediasi dan konsultasi hingga ke tingkat KUA di seluruh Indonesia. Dengan melibatkan tenaga ahli dari berbagai disiplin, seperti psikolog, advokat, dan pakar hukum, BP4 siap memberi pendekatan holistik dalam menangani konflik rumah tangga.
Menag juga menekankan pentingnya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat melalui berbagai platform, seperti media sosial, website, hingga YouTube. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga keutuhan rumah tangga.
Imam Besar Masjid Istiqlal itu juga mengingatkan krisis perceraian bukan hanya soal angka. Tapi, juga tentang masa depan bangsa.
“Keluarga adalah pilar utama dalam membangun negara. Dengan kehadiran BP4 yang lebih aktif dan responsif, saya optimis kita dapat menekan angka perceraian dan menyelamatkan generasi mendatang,” ujar dia.