Kehadiran JK hingga Nasaruddin Umar di Roma Dinilai Meneguhkan Pesan Damai

Forum perdamaian internasional di Roma/Istimewa

Kehadiran JK hingga Nasaruddin Umar di Roma Dinilai Meneguhkan Pesan Damai

M Sholahadhin Azhar • 1 November 2025 15:07

Jakarta: Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) bersama Menteri Agama Nasaruddin Umar, dan Ketua Dewan Masjid Indonesia Bidang Kewirausahaan, Arsjad Rasjid, hadir di pertemuan perdamaian internasional, di Roma, pada 27 Oktober 2025. Kehadiran mereka dinilai meneguhkan pesan damai.

"Kehadiran mereka bukan sekadar simbol partisipasi diplomatik, melainkan pancaran dari sebuah kesadaran bahwa Indonesia memiliki modal moral yang relevan di tengah dunia yang gamang oleh konflik, ekstremisme, dan ketimpangan global," kata Ketua Ikatan Keluarga Alumni Ilmu Ekonomi Universitas Hasanuddin, Eka Sastra, dalam keterangan tertulis, Sabtu, 1 November 2025.

Menurut Eka, ketiganya menjadi pembicara dalam forum perdamaian internasional Daring Peace, International Meeting for Peace. Tiga suara itu disebut mewakili politik, spiritualitas, dan ekonomi. Ketiganya bersatu dalam satu pesan: perdamaian sejati lahir dari keberanian untuk mempercayai manusia lain.

Sebagai pembicara utama, kata Eka, Jusuf Kalla membuka forum dengan nada yang tegas namun menenangkan. JK berbicara bukan dengan jargon diplomasi, melainkan dengan bahasa nurani yang lahir dari pengalaman, yakni perdamaian bukan sekadar ketiadaan perang.
 


Menurut Eka, JK menegaskan bahwa perdamaian adalah keberanian untuk meletakkan senjata, baik fisik maupun ideologis. Kemudian, memilih jalan dialog, keadilan, dan solidaritas.

Kalla, kata Eka, berbicara dari pengalaman panjangnya sebagai mediator konflik di Poso dan Aceh. Ia pernah melihat bagaimana dendam bisa meluluhlantakkan tatanan sosial, tapi juga menyaksikan bagaimana hati yang bersedia mendengar bisa menyembuhkan luka.

Nasaruddin Umar, kata Eka, juga memberikan bobot spiritual dalam pidatonya. Yakni, soal bahaya politisasi agama yang menggerogoti fondasi perdamaian.

Nasaruddin juga memaparkan gagasan tentang Islam rahmatan lil alamin, tentang bagaimana ajaran kasih dan kedamaian bisa menjadi perekat di tengah perbedaan. Arsjad Rasjid dalam pidatonya menghadirkan dimensi lain dari perdamaian, yakni terkait keadilan ekonomi.

Forum perdamaian internasional di Roma/Istimewa

Arsjad, kata Eka, melihat konflik sering kali berakar pada ketimpangan. Ekonomi yang hanya memihak segelintir orang, tanpa nurani dan tanggung jawab sosial, hanyalah bentuk lain dari kekerasan yang tersembunyi.

Arsjad dinilai Eka, berupaya membumikan gagasan ekonomi berkeadaban. Terutama, terkait masjid sebagai menjadi pusat pemberdayaan ekonomi umat, bukan hanya ruang spiritual, tetapi juga tempat di mana solidaritas sosial tumbuh. 

"Ketiganya menegaskan bahwa perdamaian bukan urusan para rohaniwan semata, bukan pula monopoli politisi atau pebisnis, melainkan kerja bersama lintas iman, lintas sektor, dan lintas generasi," kata Eka.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(M Sholahadhin Azhar)