Serangan pemberontak terafiliasi ISIS kerap terjadi di Republik Demokratik Kongo. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 28 July 2025 07:20
Komanda: Sejumlah grup pemberontak yang didukung kelompok militan Islamic State (ISIS) menewaskan sedikitnya 34 orang dalam serangan terhadap sebuah gereja Katolik di bagian timur Republik Demokratik Kongo pada hari Minggu, menurut keterangan sejumlah pejabat.
Seorang pemimpin masyarakat sipil di Komanda, wilayah timur laut Republik Demokratik Kongo, mengatakan kepada kantor berita AP bahwa serangan tersebut diyakini dilakukan Pasukan Demokratik Sekutu (ADF), kelompok pemberontak Islamis asal Uganda.
"Jenazah para korban masih berada di lokasi kejadian, dan para relawan sedang bersiap untuk menguburkan mereka di makam massal yang tengah kami siapkan di kompleks gereja Katolik,” kata koordinator masyarakat sipil Dieudonne Duranthabo, dikutip dari Sky News, Senin, 28 Juli 2025.
Ia mengecam serangan tersebut, yang terjadi di sebuah kota yang sebenarnya dijaga aparat keamanan. "Kami menuntut intervensi militer secepatnya, karena kami diberitahu bahwa musuh masih berada di dekat kota kami,” tegas Duranthabo.
Pejabat kota lainnya mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa 38 orang tewas, 15 lainnya terluka, dan beberapa masih dinyatakan hilang.
Christophe Munyanderu, seorang aktivis hak asasi manusia (HAM) yang berada di lokasi di Komanda, mengatakan bahwa suara tembakan terdengar sepanjang malam, namun warga awalnya mengira itu hanyalah ulah pencuri.
"Para pemberontak sebagian besar menyerang umat Kristiani yang sedang bermalam di gereja Katolik," kata Munyandera.
“Para jemaat dibunuh dengan parang atau senjata api,” sambung dia.
ADF dibentuk sejumlah kelompok kecil di Uganda pada akhir 1990-an sebagai respons atas dugaan ketidakpuasan terhadap mantan presiden Yoweri Museveni.
Pada 2002, setelah mendapat tekanan militer dari pasukan Uganda, kelompok ini memindahkan aktivitasnya ke negara tetangga, Republik Demokratik Kongo, dan sejak saat itu bertanggung jawab atas pembantaian ribuan warga sipil.
Menurut laporan terorisme dari Departemen Luar Negeri Amerika Serikat di tahun 2019, ADF menjalin hubungan dengan kelompok ISIS pada akhir 2018.
Serangan ini terjadi setelah setidaknya lima orang tewas dalam serangan lain di desa terdekat, Machongani, di mana pencarian korban dan korban hilang masih berlangsung.
"Mereka membawa beberapa orang ke dalam hutan," kata Lossa Dhekana, seorang pemimpin masyarakat sipil di Provinsi Ituri, kepada AP.
"Kami tidak tahu ke mana mereka dibawa atau berapa jumlahnya,” pungkas dia.
Baca juga: Ledakan di RD Kongo Tewaskan 16 Orang, Pemerintah dan M23 Saling Menyalahkan