Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi. Foto: Metrotvnews.com/Kautsar Widya Prabowo
Yakub Pryatama Wijayaatmaja • 23 March 2025 10:44
Jakarta: Pendiri Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti menilai Kepala Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi perlu mengambil cuti atau bahkan mundur dari jabatannya. Respons Hasan terkait kasus teror terhadap redaksi media Tempo menyiratkan Hasan tengah mengalami permasalahan rumit.
"Jika memang posisi ini dirasa tidak lagi sesuai dan pas dengan beliau, memilih mundur merupakan jalan terhormat," kata Ray dalam keterangannya, Minggu, 23 Maret 2025.
Ray meminta agar Hasan Nasbi kembali ke dunia akademik. Menurut Ray, politik telah mengubah karakter cendekiawan Hasan menjadi politikus yang umumnya dikenal dalam kultur politik Indonesia.
Ray menilai Hasan telah melihat politik sebagai ajang perebutan kekuasaan, bukan perwujudan idealisme dan intelektualisme.
"Tentu, tak kalah pentingnya agar saudara Hasan Nasbi meminta maaf, bukan saja kepada Tempo, tapi juga kepada rakyat Indonesia," tegasnya.
Pernyataan Hasan terkait teror bangkai hewan ke kantor Tempo seolah menyiratkan pemerintah tidak peduli pada keselamatan warga negara. Pengabaian pemerintah atas teror terhadap Tempo memberi sinyal bahwa
kebebasan berpendapat tidak dijamin oleh negara.
"Mereka yang umumnya kritikus pemerintah dipersilakan untuk menyelesaikan sendiri masalah mereka jika menemukan teror atas mereka. Makin sulitnya berharap kata-kata santun keluar dari para pejabat negara. Sebelumnya kata 'ndasmu', 'lo aja yang gelap', kini (kepala babi) 'dimasak aja'," ucap Ray.
Pernyataan Hasan Nasbi terkait teror bangkai hewan di kantor Tempo menuai sorotan tajam dari publik. Hasan menyebut kepala babi yang dikirim ke kantor Tempo agar "dimasak aja."
Klarifikasi Hasan Nasbi
Merespons reaksi publik, Juru Bicara Istana itu mengatakan pernyataan dia tak lain merujuk cara Wartawan Tempo Fransisca Christy Rosana (Cica) merespons teror. Cica merupakan korban dari teror kepala babi itu. Cica merespons teror itu dengan santai. Bahkan dengan berguyon.
"Jadi, kita sempurnakan saja cara Cica merespons teror tersebut. Kita sempurnakan saja dengan cara mengecilkan si peneror (dengan menyatakan 'dimasak aja')," kata Hasan saat dihubungi
Metrotvnews.com, Sabtu, 22 Maret 2025.
Hasan mengaku jarang sepakat dan jarang setuju dengan Tempo. Tapi, kali ini dia setuju dengan cara Cica merespons teror.
Cara seperti ini, kata dia, merupakan cara jitu untuk mengecilkan pesan teror dari si pengirim. Dan, menurut Hasan, cara itu merupakan cara elegan dan pas di masa saat ini.
"Kirim-kirim (teror) begini, ini kan cara-cara lama. Sudah nggak laku lagi di generasi sekarang. Zaman dulu mungkin jadi sesuatu, tapi hari ini sudah dikecilkan saja," kata dia.